Headline24jam.com – Aparat kepolisian mengungkap latar belakang motivasi siswa SMAN 72 Jakarta, berinisial F, yang merakit dan meledakkan bom di sekolahnya pada 7 November 2025. Penjelasan disampaikan oleh Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, AKBP Mayndra Eka Wardhana, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.
Motivasi Pelaku Rakit Bom
Pelaku diduga merasakan perasaan tertindas, kesepian, dan dendam terhadap perlakuan yang diterimanya. Mayndra menjelaskan bahwa F, yang kini berkonflik dengan hukum, merasa tertekan dan berusaha mencari cara untuk mengekspresikan rasa sakitnya.
“Dia merasa tidak memiliki tempat untuk berbagi perasaannya dan terinspirasi melakukan tindakan keji melalui berbagai sumber,” tegas Mayndra.
Pengaruh Ekstremisme dan Media Sosial
Meskipun beberapa simbol dan nama yang terlihat pada senjata mainan yang digunakan berkaitan dengan kelompok teroris, pelaku tidak terafiliasi dengan ideologi ekstremis. Ia hanya terpengaruh oleh konten yang dilihat di media sosial.
“Simbol tersebut hanyalah inspirasi, tanpa adanya hubungan dengan komunitas ekstremis,” ungkap Mayndra.
Aksi Tragis di Sekolah
Pada hari kejadian, F membawa tujuh bom ke SMAN 72 Jakarta dan meledakkan empat di antaranya saat jam salat Jumat. Insiden ini mengakibatkan 96 orang mengalami luka-luka, termasuk pelaku yang mengalami cedera berat.
Menurut polisi, tiga bom berhasil diamankan dan tidak meledak. Penyelidikan lebih lanjut oleh aparat menemukan bahwa pelaku terlibat dalam komunitas daring yang glorifikasi kekerasan, yang semakin memperparah kondisi mentalnya.
Kesimpulan
Keputusan F untuk merakit dan meledakkan bom merupakan refleksi dari kondisi psikologis yang serius, ditambah tekanan sosial yang dirasakannya. Kasus ini menjadi perhatian khusus bagi aparat keamanan untuk meningkatkan deteksi dan pencegahan terhadap tindakan yang dapat membahayakan masyarakat.