Headline24jam.com – Implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) kini menjadi perhatian serius dalam industri, terutama di sektor energi dan pertambangan. Dalam webinar bertajuk “Meneropong Pencapaian ESG di Tengah HUT RI ke-80,” berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku usaha, menegaskan bahwa ESG perlu diterapkan sebagai langkah nyata untuk mendukung industri berkelanjutan.
Regulasi ESG yang Diperkuat
Tri Winarno, Dirjen Mineral dan Batubara serta Plt Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, menyampaikan bahwa regulasi terkait ESG terus diperkuat. Ini bertujuan untuk menjadikan praktik pertambangan berkelanjutan sebagai standar di Indonesia. Regulasi yang ketat diperlukan untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan dari aktivitas industri.
Penegakan Aturan dan Izin Operasional
Kementerian ESDM membekukan izin operasional dari 190 tambang yang dinilai tidak patuh terhadap aturan. Mereka dianggap tidak menempatkan biaya jaminan reklamasi yang diperkirakan mencapai Rp35 triliun. “Sebelum mencabut izin, kami memberi surat teguran dan menunggu tindak lanjutnya,” kata Tri Winarno.
Kewajiban Reklamasi
Biaya jaminan reklamasi menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melakukan revitalisasi lingkungan pasca kegiatan tambang. Hal ini penting untuk menjaga kelestarian alam.
Peningkatan Tingkat Kepatuhan
Penegakan aturan ini menunjukkan peningkatan kepatuhan perusahaan di sektor minerba dalam hal penempatan biaya jaminan reklamasi, dari 39 persen menjadi 72 persen. Ditjen Minerba berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan agar aspek keberlanjutan tetap terjaga.
Tantangan pada Sektor Hulu Migas
Muhammad Kemal, Tenaga Ahli SKK Migas, menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi sektor hulu migas dalam menghadapi perubahan ekonomi global. Meskipun demikian, tingkat kepatuhan terhadap aspek keberlanjutan telah meningkat, dengan perusahaan-perusahaan hulu migas meraih predikat PROPER hijau hingga emas.
Strategi Inisiatif ESG di SKK Migas
SKK Migas menerapkan enam strategi inisiatif, termasuk program Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) dan reforestasi, dengan target penanaman 1,6–2 juta pohon per tahun.
Dampak Perubahan Iklim pada PLTU
Chairani Rachmatullah, Direktur Utama PT PLN Engineering, menyoroti dampak perubahan iklim pada operasional pembangkit listrik, terutama saat El Nino. Perusahaan berupaya meningkatkan praktik ESG di seluruh lini bisnis untuk menjaga keberlanjutan, dengan target skor ESG menurun dari risiko tingkat sedang.
Perlunya Inklusi Penyandang Disabilitas
Kikin P. Tarigan, Komisioner Komnas Disabilitas RI, menekankan pentingnya keterlibatan penyandang disabilitas dalam implementasi ESG, bukan hanya sebagai objek tetapi sebagai subjek. Ia juga mendorong penerapan K3 yang lebih baik untuk mencegah disabilitas baru akibat kecelakaan kerja di sektor tambang dan energi.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, sektor-sektor ini diharapkan dapat mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan. ESG bukan hanya sekadar jargon, melainkan isu fundamental yang mempengaruhi keberlanjutan bisnis jangka panjang.