
Headline24jam.com – Parlemen Jepang secara resmi memilih Sanae Takaichi sebagai Perdana Menteri wanita pertama pada Selasa (21/10). Pemilihan ini menjadi tonggak bersejarah bagi Jepang, yang selama ini dikuasai oleh lingkaran pria.
Langkah Bersejarah bagi Politik Jepang
Sanae Takaichi, yang berusia 64 tahun, merupakan anggota dari partai penguasa, Liberal Democratic Party (LDP). Kemenangannya mendapatkan mayoritas suara di DPR, memberikan sinyal bahwa ada perubahan dalam lanskap politik negara tersebut.
Simbol Kesetaraan Gender
Sebagai Perdana Menteri wanita pertama, Takaichi dianggap sebagai simbol penting dalam perjuangan kesetaraan gender. Namun, para pengamat menyoroti bahwa kabinetnya masih didominasi oleh pria, dan kebijakan gender belum menunjukkan kemajuan signifikan.
Latar Belakang dan Kebijakan
Pemilihan Takaichi terjadi setelah LDP melakukan perubahan kepemimpinan pada 5 Oktober 2025. Ia dikenal sebagai tokoh konservatif yang mendukung kebijakan nasionalis dan anggaran yang ekspansif.
Angka Mencemaskan
Meskipun kini memegang jabatan penting, tingkat representasi perempuan di posisi tinggi dalam politik Jepang tergolong rendah. Menurut laporan Global Gender Gap, Jepang berada di peringkat 118 dari 148 negara, kata Reuters pada Rabu (22/10).
Janji Peningkatan Representasi Perempuan
Sanae Takaichi berkomitmen untuk meningkatkan jumlah menteri perempuan di kabinetnya. Dua wanita telah ditunjuk, yaitu Satsuki Katayama sebagai Menteri Keuangan dan Kimi Onoda sebagai Menteri Keamanan Ekonomi.
Dampak Terhadap Pasar Saham
Pengangkatannya membawa harapan bagi pasar saham Jepang. Indeks Nikkei sempat mencapai rekor tertinggi, meskipun para analis memperingatkan tantangan seperti inflasi dan utang publik yang masih besar, serta hubungan dengan AS dan China yang perlu dikelola dengan hati-hati.
Harapan untuk Masa Depan
Terpilihnya Sanae Takaichi bisa menjadi sinyal untuk langkah maju menuju kesetaraan gender di Jepang. Namun, komposisi kabinet dan kebijakan yang diusungnya menjadi pertanyaan apakah perubahan nyata akan terwujud.
Reporter: Juliana Belence