
Headline24jam.com – Banyak keluarga di Indonesia mengalami ketegangan dan keretakan akibat kurangnya komunikasi yang harmonis di antara anggota keluarga, terutama antara orang tua dan anak. Contohnya, seorang siswa SMA di Jakarta merasakan tekanan mental yang berat setelah terpaksa memilih jurusan yang tidak sesuai dengan keinginannya, akibat paksaan orang tuanya.
Pentingnya Komunikasi Terbuka
Siswa tersebut mengungkapkan bahwa ia diharuskan mengambil jurusan ilmu pengetahuan alam, pilihan yang lebih sesuai dengan harapan orang tua daripada minat pribadinya di bidang psikologi. Situasi ini menunjukkan kurangnya komunikasi yang nyaman dan setara antara orang tua dan anak.
Paradigma Relasi Kuasa
Di banyak keluarga, orang tua sering menggunakan paradigma relasi kuasa dalam berkomunikasi. Mereka memandang anak sebagai objek yang harus dibentuk sesuai harapan, tanpa mempertimbangkan potensi dan pilihan hidup si anak.
Pengalaman Hidup Orang Tua
Orang tua yang memiliki pengalaman hidup yang sulit sering kali berusaha melindungi anak mereka dari penderitaan yang sama. Hal ini membuat mereka merancang masa depan anak secara detail, mulai dari pendidikan hingga kriteria pasangan hidup. Namun, mereka sering kali lupa bahwa anak mereka memiliki keinginan dan jalan hidup yang berbeda.
Dampak Negatif pada Anak
Ketidaknyamanan dalam komunikasi menyebabkan anak merasa tertekan. Jika anak tidak menemukan cara yang sehat untuk meredakan stres, mereka berisiko mengambil jalan negatif. Sebagian anak mungkin menyimpan perasaan tersebut dan mencari dukungan dari buku harian atau teman di sekolah.
Upaya Membangun Kembali Hubungan
Orang tua perlu merenungkan cara berkomunikasi dengan anak. Jika anak jarang berbicara tentang pengalaman di sekolah atau rencana masa depan, ini bisa menjadi sinyal bahwa komunikasi perlu diperbaiki. Mulailah dengan mendiskusikan hal-hal yang sederhana, seperti pengalaman sehari-hari, dan biarkan anak bercerita tanpa segera mengintervensi.
Dengan pendekatan yang lebih terbuka, diharapkan hubungan antara orang tua dan anak bisa menjadi lebih harmonis dan saling mendukung. Hal ini tidak hanya akan membantu anak merasa lebih nyaman mengekspresikan diri, tetapi juga meningkatkan pemahaman antara anggota keluarga.