
Headline24jam.com – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menyatakan bahwa sekolah-sekolah maju memiliki tanggung jawab moral dan profetik dalam menyebarkan praktik baik serta meningkatkan kepedulian sosial di era yang semakin individualistik. Pernyataan ini disampaikan dalam Konvensi Nasional VIII SPK Indonesia yang berlangsung di Bandung pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Tantangan Individualisme di Pendidikan
Fajar Riza Ul Haq mengingatkan bahwa fenomena individualisme telah menjadi masalah serius dalam dunia pendidikan. Sejak tahun 1990-an, budaya ini semakin diperburuk dengan hadirnya media sosial, yang membuat interaksi antar keluarga semain terbatas. “Bukan hanya dengan tetangga, hubungan dengan keluarga seperti kakak dan orang tua pun sering kali terabaikan,” jelasnya.
Upaya Kementerian Pendidikan
Menurut Fajar, penurunan tanggung jawab sosial di kalangan anak-anak menjadi alasan bagi Kementerian Pendidikan untuk menjalankan berbagai program pembentukan karakter. Salah satunya adalah inisiatif 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang bertujuan membangkitkan kesadaran moral, empati, dan tanggung jawab sosial.
SPK sebagai Pusat Praktik Baik
Fajar mengapresiasi Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) yang telah menerapkan sistem dan metode efektif dalam pengembangan karakter, resiliensi, dan tanggung jawab sosial siswa. Ia mengajak sekolah-sekolah SPK untuk membagikan praktik baik kepada institusi pendidikan lainnya demi kemajuan bersama.
Tanggung Jawab Moral Sekolah Unggul
Lebih lanjut, Fajar menekankan bahwa sekolah unggul harus memegang tegas nilai tanggung jawab moral dan profetik. “Orang yang makmur memiliki tanggung jawab moral kepada yang kurang beruntung. Ini adalah panggilan yang berlaku di semua agama,” ungkapnya.
Harapan untuk Generasi Muda
Fajar berharap siswa SPK dapat tumbuh menjadi individu yang memahami wawasan global tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila. Ia mengingatkan pentingnya pendekatan Think globally, act locally bagi generasi muda.
Pentingnya Visi Bersama dan Pemikiran Sistemik
Mengutip Peter Senge, Fajar juga menyoroti pentingnya shared vision dan system thinking dalam menciptakan lingkungan sekolah yang produktif. “Kita perlu berbagi visi dan memahami keterhubungan antar isu di sekitar kita,” tuturnya.
Pendidikan Bermutu untuk Masa Depan
Menutup paparannya, Fajar Riza Ul Haq menegaskan bahwa pendidikan yang berkualitas dan inklusif adalah kunci untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. “Jika ada kemauan yang kuat, kita bisa keluar dari kecemasan menuju masa depan yang gemilang,” pungkasnya.
Update berita dan artikel menarik lainnya di RM.ID dapat diakses melalui Google News.
Gabung dalam grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update” untuk mendapatkan berita pilihan dan breaking news setiap hari.