Headline24jam.com – Kepala Komando Strategis Amerika Serikat, Laksamana Madya Richard Correll, baru-baru ini menekankan pentingnya inisiatif pertahanan rudal Golden Dome. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan kemampuan Angkatan Bersenjata AS dalam melancarkan serangan nuklir balasan di tengah tantangan yang dihadapi dari negara-negara seperti Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara.
Tantangan Pertahanan
Correll menjelaskan bahwa Federasi Rusia terus memodernisasi persenjataannya, membuat upaya pencegahan menjadi semakin sulit. “Regional aktor seperti Korea Utara juga menambah ancaman ini,” ujarnya.
Ancaman Non-Nuklir
Lebih dari sekadar senjata nuklir, Tiongkok dan Rusia memiliki kemampuan non-nuklir yang berpotensi merusak. Tantangan yang dihadapi oleh USSTRATCOM bukan hanya menangani ancaman secara individual, tetapi juga secara komprehensif jika koalisi di antara mereka menciptakan agresi terkoordinasi.
Program Golden Dome
Menurut laporan dari Military Watch, Perintah Eksekutif 14186 menetapkan bahwa Golden Dome akan memberikan perisai pertahanan rudal generasi berikutnya. Program ini bertujuan untuk melindungi warga AS dan infrastruktur penting dari serangan udara, serta menjamin kemampuan serangan kedua.
Presiden AS, saat meluncurkan program ini pada Januari lalu, menekankan bahwa ancaman terbaru dari senjata strategis semakin kompleks. Amerika Serikat kini menghadapi kesenjangan teknologi dengan negara lain dalam pengembangan sistem pengiriman generasi baru.
Implikasi Strategis
Kemajuan musuh dalam kemampuan serangan dapat memungkinkan mereka untuk menghancurkan senjata nuklir AS sebelum serangan balasan dapat dilakukan. Ini menjadi perhatian serius terkait keberlangsungan strategi pencegahan negara.
Keterbatasan Teknologi
Pengembangan jaringan pertahanan yang mampu menahan serangan jarak antarbenua belum berhasil. Bahkan rudal Korea Utara yang dianggap kurang canggih dapat membanjiri pertahanan saat ini.
Evaluasi Kelayakan
Elemen program Golden Dome, seperti pencegat yang berbasis ruang angkasa, sering dipertanyakan kelayakannya. Biaya dan keandalan dalam menghadapi rudal balistik baru yang lebih canggih menjadi isu utama.
Kekhawatiran Lanjutan
Kemajuan dalam kemampuan serangan jarak antarbenua Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara meningkatkan kekhawatiran di AS. Sistem ICBM yang ketinggalan umur dan penundaan dalam pengembangan ICBM baru di bawah program Sentinel menambah keprihatinan ini.
Pada November 2021, Tiongkok berhasil menguji wahana luncur hipersonik yang baru. Jenderal John Hyten dari AS memperingatkan akan akurasi tinggi dan kemampuan baru Tiongkok, yang dapat mengancam keamanan nasional AS.
Dengan konteks ini, inisiatif Golden Dome menjadi vital untuk memastikan kesiapan AS menghadapi potensi serangan di masa depan.