Headline24jam.com – Subsidi negara, yang seharusnya menjadi bentuk kasih sayang pemerintah kepada rakyat, kini mengalami banyak permasalahan. Di Indonesia, subsidi dirancang untuk membantu masyarakat yang lemah dan menjaga kesejahteraan sosial. Namun, niat baik ini sering terdeviasi, anggaran yang dimaksud sering jatuh ke tangan yang tidak berhak.
Penyaluran Subsidi yang Tidak Efisien
Data dari Kementerian Keuangan per Oktober 2025 menunjukkan total belanja subsidi melebihi Rp 600 triliun. Angka ini mencakup sektor energi, pangan, pupuk, dan bantuan sosial tunai. Sayangnya, Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan bahwa sekitar 18% penerima subsidi tidak memenuhi syarat. Sementara itu, banyak warga yang layak mendapatkan bantuan malah terlewatkan akibat data yang tidak terbarui.
Efektivitas Subsidi Energi yang Dipertanyakan
Subsidi energi, misalnya, masih dinikmati oleh sebagian besar kelas menengah dan atas. Studi oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada tahun 2025 mengungkapkan bahwa 70% subsidi bahan bakar minyak justru jatuh ke rumah tangga yang memiliki kendaraan pribadi. Kondisi ini berimplikasi pada meningkatnya harga barang kebutuhan pokok yang dirasakan oleh petani, nelayan, dan pekerja informal.
Bansos dan Politik
Bantuan sosial (bansos) juga sering terjebak dalam politisasi, terutama menjelang pemilu. Banyak bansos yang bergeser dari tujuan kesejahteraan menjadi alat pencitraan pemerintah. Penempatan foto pejabat di kemasan bantuan mencerminkan bagaimana bantuan negara telah beralih fungsi dari hak masyarakat menjadi rasa belas kasihan.
Perlunya Reformasi Subsidi
Menurut Joseph Stiglitz, peraih Nobel Ekonomi, subsidi yang adil adalah investasi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan daya beli. Jika distribusi subsidi tidak tepat, hal ini hanya akan menimbulkan kebingungan dan sinisme publik. Negara harus berani mereformasi paradigma subsidi, mengalihkan fokus dari sekadar pengeluaran anggaran menjadi pengembalian martabat rakyat.
Kesimpulan
Terkendala oleh kesalahan penyaluran dan politisasi, subsidiasi di Indonesia memerlukan perhatian serius untuk memperbaiki fokus dan tujuan. Memastikan setiap rupiah yang dihabiskan bermanfaat bagi mereka yang berhak adalah langkah penting untuk menjembatani kesenjangan antara pemerintah dan rakyatnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News.
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.