Headline24jam.com – Sutradara Kathryn Bigelow kembali mengguncang dunia perfilman dengan film terbarunya, A House of Dynamite. Film ini berfokus pada ancaman senjata nuklir dan dampaknya terhadap masyarakat, mengingatkan kita akan bahaya yang makin terabaikan di tengah kesibukan sehari-hari.
Kesunyian Mengenai Senjata Nuklir
Bigelow mengungkapkan bahwa ketidakpedulian masyarakat terhadap senjata nuklir menjadi isu yang lebih menakutkan daripada hulu ledaknya. Dalam wawancara dengan Newsweek, ia menyatakan, “Fakta bahwa percakapan ini telah menyimpang berkaitan dengan senjata nuklir yang menjadi hal biasa… kita tidak memandangnya dengan prospek kehancuran global yang seharusnya.”
Premis Film
House of Dynamite adalah sebuah thriller politik yang menampilkan Idris Elba, Rebecca Ferguson, dan Tracy Letts. Film ini menggambarkan bagaimana pejabat pemerintah merespons ancaman sebuah rudal nuklir yang menuju Amerika Utara.
Pemandangan 18 Menit yang Mendesak
Film ini menyajikan 18 menit ketegangan dari berbagai sudut pandang pemerintahan. Penulis skenario Noah Oppenheim berharap penonton bisa merasakan singkatnya waktu yang tersedia dalam situasi krisis nuklir tersebut.
Analisis Terhadap Ancaman Nuklir
Bagi Bigelow, film ini berupaya membongkar realitas di balik gedung-gedung kekuasaan dalam krisis yang tak terpikirkan. Oppenheim menambahkan, “Akhirnya Perang Dingin memberi rasa lega palsu seolah ancaman telah berakhir,” padahal ancaman itu malah semakin kompleks.
Realitas Angka Nuklir
Saat ini, lebih dari 12.000 hulu ledak nuklir tersedia di dunia, dengan sembilan negara pemiliknya. Bigelow menegaskan, “Hantu nuklir ini seakan tak pernah pergi, hanya semakin sunyi.”
Membangkitkan Kesadaran
Bigelow, yang sebelumnya meraih Academy Award untuk film The Hurt Locker, kini menekankan pentingnya kesadaran terhadap ancaman nuklir. Ia berharap A House of Dynamite bisa menjadi ajakan untuk bertindak dalam pengurangan stok nuklir.
Penutup
Dengan film ini, Bigelow ingin membuka mata penonton tentang ketegangan yang mengelilingi keterlibatan militer dan senjata nuklir di dunia saat ini. “Saya merasa film ini adalah ajakan untuk bertindak,” ujarnya, menekankan relevansi pesan dalam film ini di era modern.