Headline untuk metadata SEO
Headline24jam.com – Pemerintah Indonesia memastikan bahwa ekspor furnitur ke Amerika Serikat (AS) akan tetap berlangsung. Meskipun produk kayu dan mebel dari Indonesia dikenakan tarif tambahan antara 30-50 persen, permintaan di pasar AS masih tumbuh.
Pertumbuhan Permintaan Furnitur
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa meskipun ada pembatasan, permintaan furnitur dari AS tetap stabil. Pemerintah juga sedang mempercepat perundingan tarif resiprokal dengan AS yang ditargetkan selesai pada Oktober 2025.
Monitoring Dampak Kebijakan
Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah akan terus memantau dampak dari kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Ia menegaskan bahwa, “Ekspor furnitur kita masih berjalan. Meskipun ada pembatasan, permintaan tetap ada.”
Negosiasi Tarif Resiprokal
Dalam proses negosiasi, pemerintah fokus untuk membebaskan beberapa komoditas unggulan dari tarif impor. Produk seperti kelapa sawit, karet, dan kakao menjadi prioritas utama dalam negosiasi ini.
Potensi Dampak Tarif Baru
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, memperingatkan bahwa tarif baru ini bisa menekan permintaan produk furnitur Indonesia hingga 40 persen. Ia menyerukan agar pemerintah menyiapkan langkah antisipasi untuk mendukung industri furnitur dalam negeri.
Kebijakan Tarif Baru AS
Presiden AS, Donald Trump, telah memperkenalkan tarif baru untuk kayu dan produk mebel. Mulai 14 Oktober 2025, tarif 10 persen akan dikenakan pada kayu lunak dan produk gergajian, sementara 25 persen akan diterapkan pada lemari dapur dan produk kayu berlapis. Tambahan 50 persen tarif dijadwalkan berlaku pada 1 Januari 2026.
Tujuan Kebijakan
Trump menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat rantai pasokan, meningkatkan ketahanan industri, serta menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
Update berita dan artikel menarik lainnya bisa Anda temukan di Google News. Untuk mendapatkan berita pilihan dan breaking news setiap hari, bergabunglah di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”. Klik link di sini untuk bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.