
Headline24jam.com – Uni Eropa pada Sabtu (27/9) telah sepakat untuk melanjutkan pembangunan tembok anti drone di wilayah pertahanan timur. Keputusan ini diambil seiring dengan meningkatnya dukungan untuk pinjaman sebesar 140 miliar euro bagi Ukraina dengan memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan.
Rencana Pembangunan Tembok Anti Drone
Tembok anti drone ini akan dibangun di sepanjang perbatasan negara-negara Uni Eropa yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina. Negara-negara seperti Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Finlandia, dan Ukraina akan terlibat dalam proyek ini, yang dirancang untuk menciptakan ekosistem pertahanan baru.
Tujuan Tembok
Proyek ini bertujuan untuk mendeteksi, melacak, dan mencegat pelanggaran wilayah udara menggunakan drone. Andrius Kubilius, komisaris pertahanan Uni Eropa, menekankan pentingnya sistem deteksi yang efektif, termasuk radar dan sensor akustik, untuk melindungi wilayah timur dari serangan udara.
Ancaman Serangan Drone
Pembangunan tembok ini semakin mendesak menyusul serangkaian serangan drone di Denmark, Polandia, dan Rumania, serta pelanggaran wilayah udara Estonia oleh pesawat tempur Rusia. Kubilius menyatakan bahwa interceptor drone harus memiliki efektivitas biaya, mengingat perbedaan besar dalam biaya antara rudal saat menyerang drone.
Respons Kremlin
Sementara itu, Kremlin mengkritik usulan untuk menembak jatuh pesawat militer Rusia di atas Eropa, menyebutnya “ceroboh” dan “tidak bertanggung jawab”. Ini muncul setelah Donald Trump menyarankan langkah tersebut kepada negara-negara anggota aliansi.
Pinjaman untuk Ukraina
Di tengah pembicaraan pertahanan, informasi yang bocor menunjukkan momentum untuk rencana pinjaman sebesar 140 miliar euro kepada Ukraina, berdasarkan aset Rusia yang dibekukan. Komisi Eropa percaya bisa memberikan pinjaman tanpa bunga tersebut, tanpa menyita dana dari aset-aset bank sentral Rusia.
Keyakinan Jumlah Aset
Meskipun Uni Eropa memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai Ukraina, negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Belgia menolak rencana untuk mengambil alih aset tersebut. Pejabat Uni Eropa kini meyakini mereka telah menemukan cara legal untuk meminjamkan uang kepada Ukraina, dengan harapan bahwa Rusia akan bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan selama lebih dari 1.300 hari konflik.