Headline untuk metadata SEO
Headline24jam.com – Tiongkok telah melaksanakan simulasi untuk memblokir akses jaringan internet Starlink di Taiwan dengan menggunakan sekitar 2.000 drone berperangkat jammer. Simulasi ini dilakukan untuk menciptakan perisai elektromagnetik di atas pulau yang kini terlibat konflik dengan Tiongkok Daratan.
Simulasi Pemblokiran Akses Starlink
Menurut laporan dari South China Morning Post (SCMP) pada Kamis, 27 November 2025, operasi ini berpotensi memutuskan akses internet satelit yang dimiliki oleh Elon Musk. Situasi ini menyusul perhatian strategis Tiongkok, setelah Starlink digunakan dalam konflik Ukraina melawan invasi Rusia, yang menyebabkan pertempuran berkepanjangan.
Penelitian dan Metodologi
Penelitian yang dilakukan oleh Zhejiang University dan Beijing Institute of Technology menyimulasikan cara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dapat memutus akses Starlink. Para ilmuwan menyatakan bahwa jaringan Starlink yang kompleks hanya dapat dilawan dengan strategi jamming terdistribusi. Untuk itu, mereka merekomendasikan penggunaan ratusan hingga ribuan jammer kecil yang ditempatkan pada drone, balon, atau pesawat.
Hasil Simulasi
Dalam simulasi yang menggunakan data Starlink selama 12 jam dan model jaringan satelit dinamis Taiwan, campuran jammer dengan beam lebar dan sempit digunakan. Peneliti menemukan bahwa drone jamming yang diposisikan 3 hingga 6 mil dari satu sama lain dapat membentuk lapisan pemblokiran internet setinggi 12 mil.
Skenario Ideal
Dalam kondisi ideal, simulasi menunjukkan bahwa pemblokiran Starlink yang efektif memerlukan 935 node pengganggu sinyal. Namun, jika menggunakan drone dengan daya lebih rendah, jumlah tersebut dapat meningkat hingga sekitar 2.000 drone.
Sistem Pertahanan Taiwan
Taiwan sendiri memiliki sistem pertahanan drone yang cukup maju. Negara ini, yang dikenal sebagai pusat industri komputer dan semikonduktor, terus berinvestasi dalam peralatan drone dan anti-drone. Taipei juga sedang mempertimbangkan jaringan pertahanan yang terinspirasi oleh Iron Dome Israel untuk melindungi wilayahnya dari ancaman udara.
Reporter: CHAHAYA SIMANJUNTAK