
Headline24jam.com – Jakarta (ANTARA) – Gas air mata sering digunakan dalam pengendalian massa saat kerusuhan, namun paparan zat kimia ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti perih di mata, sesak napas, dan iritasi kulit. Pengetahuan tentang tindakan yang tepat setelah terpapar gas air mata sangat penting untuk mencegah kondisi yang semakin memburuk.
Langkah Pertama: Menjauh dari Sumber Paparan
Saat terpapar gas air mata, langkah pertama yang harus diambil adalah segera meninggalkan area tersebut. Pastikan untuk mencari tempat dengan sirkulasi udara yang baik. Selama pencarian tempat aman, tutup hidung dan mulut rapat-rapat untuk mengurangi paparan gas ke saluran pernapasan. Jika ada, gunakan masker atau pelindung wajah untuk melindungi diri.
Bilas Mata dengan Air Bersih
Jika gas air mata mengenai mata, segera bilas dengan air bersih yang mengalir. Bagi pengguna lensa kontak, penting untuk melepasnya dan membuangnya agar tidak terkontaminasi. Kacamata juga harus dicuci menggunakan sabun dan air sebelum digunakan kembali.
Bersihkan Area Tubuh yang Terkena
Gas air mata yang menempel di kulit dapat menyebabkan iritasi. Gunakan air bersih untuk membilas bagian yang terkena, hindari penggunaan tisu basah karena dapat memperburuk iritasi. Pastikan untuk mencuci mata dan kulit secara menyeluruh untuk mengurangi rasa perih.
Lepaskan Pakaian yang Terkontaminasi
Pakaian yang terkena gas air mata harus segera dilepas. Jika pakaian harus dilepas lewat kepala, gunakan cara yang aman seperti memotongnya. Pada saat yang sama, pisahkan pakaian terkontaminasi saat dicuci untuk mencegah penyebaran.
Gunakan Pakaian Pelindung
Sebagai langkah pencegahan, jika mengetahui risiko penggunaan gas air mata, kenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh serta perlindungan bagi mata. Ini dapat membantu mengurangi risiko kontak langsung dengan kulit dan mata.
Mengikuti langkah-langkah ini dapat membantu meminimalisir efek buruk dari paparan gas air mata, sehingga menjaga kesehatan individu selama situasi kritis.
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025