
Headline24jam.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Selasa (1/7), mendesak kelompok Hamas untuk menerima kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari. Hal ini disampaikan setelah Israel menyepakati persyaratan yang ditetapkan, menurut laporan Xinhua.
Seruan untuk Gencatan Senjata
Dalam unggahannya di platform media sosial Truth Social, Trump menekankan pentingnya kesepakatan tersebut bagi stabilitas Timur Tengah. Ia menyatakan, “Demi kebaikan Timur Tengah, saya harap Hamas menerima kesepakatan ini, karena kesepakatan ini tidak akan menjadi lebih baik — hanya akan menjadi lebih buruk.”
Kontribusi Israel dan Koordinator Internasional
Trmp juga menginformasikan, “Israel telah menyepakati persyaratan yang diperlukan untuk memfinalisasi gencatan senjata 60 hari.” Selama periode ini, usaha akan dilakukan untuk menyudahi konflik yang berkepanjangan.
Ia menambahkan bahwa perwakilannya telah melakukan pertemuan dengan pemerintah Israel untuk membahas situasi di Gaza. Qatar dan Mesir diharapkan akan mengajukan proposal akhir sebagai bagian dari usaha mediasi.
Pertukaran Tawanan
Laporan dari CNN mengindikasikan bahwa proposal baru ini berupaya mengatasi beberapa kekhawatiran yang dihadapi oleh Hamas. Selama gencatan senjata, kemungkinan akan ada pertukaran antara warga Israel yang disandera dengan tahanan Palestina.
Rencana Pertemuan dengan Netanyahu
Pada kesempatan berbeda, Trump mengumumkan bahwa ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (7/7) untuk membahas isu terkait Iran dan Gaza. Ini akan menjadi kunjungan ketiga Netanyahu ke Gedung Putih selama masa kepresidenan Trump.
Korban Akibat Konflik
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa mengakhiri konflik Israel-Hamas saat ini menjadi prioritas utama Trump, mengingat kembali intensifikasi serangan militer Israel di Gaza pasca gencatan senjata yang berakhir pada 18 Maret. Data terkini dari otoritas kesehatan Gaza menyebutkan, sedikitnya 6.089 warga Palestina tewas dan 21.013 lainnya terluka, seiring dengan meningkatnya total korban menjadi 56.412 sejak konflik pecah pada Oktober 2023.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.