
Headline24jam.com – Bahasa bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga cermin budaya dan penyimpan nilai kolektif. Dalam masyarakat Melayu Kepulauan Riau, bahasa mencerminkan hubungan antara manusia dan alam, terutama melalui kosakata yang berhubungan dengan penyakit.
Bahasa dan Manifestasi Alam
Kosakata yang berkaitan dengan penyakit sering kali menggunakan unsur hewan sebagai metafora. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui kajian etnolinguistik, yang meneliti hubungan bahasa dan budaya. Dalam konteks ini, pemilihan kata untuk menamai penyakit mencerminkan pengetahuan budaya masyarakat.
Simbolisme Hewan dalam Penyakit
Unsur hewan dalam kosakata penyakit di Kepulauan Riau mencerminkan observasi masyarakat terhadap sifat dan perilaku hewan. Contohnya, “demam kura” menggambarkan demam dengan gejala perut mengeras yang diibaratkan seperti tempurung kura-kura. Begitu pula, “‘mata ikan'” merujuk pada benjolan yang mirip dengan bulatan mata ikan.
Perspektif Kognitif dan Budaya
Bahasa penyakit ini menampilkan model kognitif budaya. Misalnya, penyakit kulit dengan istilah merujuk pada hewan bersisik menunjukkan bagaimana pengalaman tubuh diinterpretasikan melalui lensa budaya setempat. Salah satu contohnya adalah “kayap ular,” yang menggambarkan penyakit menjalar yang menyerupai ular melilit tubuh.
Warisan Pengetahuan Tradisional
Penggunaan istilah dengan unsur hewan tidak hanya mendeskripsikan gejala tetapi juga memuat pengetahuan tradisional tentang kesehatan. Nama penyakit sering mengacu pada cara penanganannya. Misalnya, penyakit yang mengandung unsur “babi” dapat diartikan sebagai kondisi tidak terkendali, sehingga penanganan yang digunakan mungkin berdasarkan simbolisme hewan tersebut.
Transmisi Budaya melalui Bahasa
Kosakata penyakit dengan unsur hewan juga menjadi medium transmisi budaya antargenerasi. Anak-anak yang mendengar istilah dari orang tua mereka secara tidak langsung mewarisi cara pandang budaya terhadap kesehatan. Hal ini menyoroti bagaimana bahasa berfungsi sebagai instrumen pewarisan budaya.
Keterkaitan antara Manusia dan Alam
Unsur hewan dalam kosakata penyakit juga mencerminkan relasi manusia dengan alam. Dalam masyarakat Melayu, hewan sering dianggap sebagai representasi kekuatan alam, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Misalnya, nama penyakit yang terkait dengan bisa, seperti “simpul kala,” menciptakan pemahaman tentang penyakit yang menimbulkan rasa sakit.
Kosakata penyakit dengan unsur hewan mencerminkan pandangan masyarakat Melayu terhadap hubungan manusia, tubuh, dan pengetahuan kolektif. Dari perspektif etnolinguistik, istilah penyakit tidak sekadar label linguistik, melainkan representasi cara pandang masyarakat yang mengaitkan manusia dengan fauna dan ekosistem.
Melalui penelitian terhadap kosakata ini, penting untuk mendokumentasikan dan melestarikan warisan budaya tak benda yang terkait dengan kesehatan dan kosmologi lokal. Ini menjadi langkah penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat Melayu Kepulauan Riau.