
Headline24jam.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa hujan butiran es yang melanda kawasan Cikini, Jakarta Pusat, pada Selasa sore (30/9) terjadi sebagai akibat dari terbentuknya awan Cumulonimbus selama masa peralihan musim.
Penyebab Hujan Es di Jakarta
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Direktorat Meteorologi Publik BMKG, Ida Pramuwardani, menjelaskan bahwa awan Cumulonimbus dikenal sebagai awan yang dapat memicu cuaca ekstrem. “Awan ini mampu menghasilkan hujan deras, angin kencang, petir, dan bahkan butiran es,” ungkapnya.
Ida menerangkan bahwa hujan es terjadi ketika uap air dalam awan mengalami pendinginan ekstrem hingga membentuk butiran es. Jika arus udara naik (updraft) cukup kuat, butiran es ini bisa bertahan dan membesar sebelum jatuh ke permukaan.
Dinamika Atmosfer di Jabodetabek
Dalam beberapa hari terakhir, wilayah Jabodetabek mengalami dinamika atmosfer yang signifikan, diantaranya aktifnya gelombang ekuatorial Rossby dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang mendukung pertumbuhan awan konvektif.
Menurut Ida, kondisi ini diperkuat oleh kelembapan udara yang tinggi dan atmosfer yang labil. Suhu permukaan pada siang hari berkisar antara 28 hingga 34 derajat Celsius, sehingga menciptakan cuaca panas yang berubah menjadi hujan deras di sore hingga malam hari.
Viral di Media Sosial
Peristiwa hujan es ini menjadi viral di media sosial, terutama di Instagram, melalui video amatir yang menunjukkan butiran es jatuh di kawasan Cikini. Video berdurasi kurang dari 30 detik tersebut diunggah oleh akun @Jakarta.terkini dan menarik perhatian publik.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi, termasuk hujan deras, petir, dan angin kencang, yang dapat datang secara tiba-tiba.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, juga menambahkan bahwa hujan es dapat terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia, terutama pada masa peralihan musim. “Hujan deras disertai angin kencang terjadi sekitar pukul 15.05 WIB dan berlangsung selama sekitar satu menit,” tuturnya.
Peristiwa ini menggambarkan sifat cuaca yang dinamis dan pentingnya kewaspadaan terhadap perubahan cuaca yang tiba-tiba.