Headline24jam.com – Gelombang aksi masyarakat Indonesia kembali menguat! Hari ini, 19 November 2025, Aksi Musikal digelar di depan Gedung KPK Jakarta, mengundang perhatian publik dengan kehadiran sejumlah tokoh penting. Acara ini mempertemukan sutradara film, musisi, dan aktor lintas generasi, serta figur publik yang sama-sama mendukung penguatan suara rakyat melawan korupsi.
Momen khusus ini diinisiasi oleh sutradara Anggy Umbara, yang dalam sebuah pernyataan tegas mengungkapkan, “Generasi koruptor melahirkan generasi pembully.” Penyataan ini menggambarkan bagaimana perilaku elite berdampak pada karakter generasi muda. Dengan latar Gedung KPK, penyelenggara berupaya menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi adalah fondasi moral bangsa, bukan sekadar problem politik.
Acara yang Menggugah Semangat
Aksi Musikal ini diisi oleh banyak talenta, termasuk musisi Sukatani dan Armia and The Shadows, serta aktor Chicco Jerikho dan Sinyo yang turut meramaikan suasana. Ustadz muda, Cholidi, juga hadir memberikan nuansa religius dalam acara yang sama.
Sorotan menarik juga datang dari Jonathan Latumahina, ayah David Ozora, sosok yang dikenal vokal terhadap keadilan. Melalui pertunjukan ini, dia menunjukkan bahwa masyarakat berhak bersuara dan memperjuangkan hak-haknya di ruang publik. Penampilan musisi Sukatani dengan lagu “Gelap Gempita” memberikan nuansa emosional, membangkitkan ingatan tentang luka dan harapan yang terpendam.
Suasana hening menyelimuti area aksi sebelum pecah dalam sorakan solidaritas saat lagu mencapai klimaks. Ini menjadi tanda bahwa seni bisa menjadi medium perlawanan yang kuat, sejalan dengan orasi menggebu dari Chicco Jerikho, yang menekankan, “Kebenaran tidak bisa dibungkam!”
Kekuatan Rakyat dan Perjuangan Melawan Korupsi
Jonathan Latumahina mengungkapkan, gagasan ‘rakyat berkuasa’ bukanlah sekadar omong kosong. “Ketika masyarakat bersatu dan bersuara, perubahan nyata dapat terjadi, dan kita harus melakukannya dengan cara damai,” katanya. Aksi ini juga mengingatkan kembali pada kasus David Ozora, yang telah menjadi sorotan publik, dan mendapatkan momentum baru setelah banyak perhatian yang muncul.
Film adaptasi mengenai kasus Ozora dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 4 Desember 2025. Publik menyambutnya dengan antusiasme, mengingat 90% alur cerita diambil dari kejadian nyata, menawarkan gambaran yang autentik.
Aksi Musikal 19 November menjadi buktikan nyata, bahwa ruang berekspresi publik tidak bisa dipersempit. Ketika seniman, ulama, dan masyarakat bersinergi, pesan kekuatan bersama akan terdengar jelas. Energi positif dari hari ini menunjukkan bahwa partisipasi publik sedang meningkat dan keberanian berbicara menjadi bagian dari identitas masyarakat Indonesia yang baru.
Dengan semangat kolektif ini, masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa suara rakyat tidak dapat dinegosiasikan. Dengan hadirnya Film Ozora yang mencatatkan 90% kejadian nyata, kita bisa menyaksikan langsung perjalanan keadilan dari dekat.
(Insertlive)