
Headline24jam.com – Masa depan klub-klub malam di Berlin, yang dikenal sebagai “Ibu Kota Party” terbesar di dunia, kini berhadapan dengan tantangan besar. Didorong oleh faktor-faktor seperti kenaikan harga properti, pergeseran selera masyarakat, dan inflasi yang tinggi, banyak klub di kota ini berisiko tutup permanen.
Menurut Clubcommission, asosiasi klub-klub Berlin, sekitar 46% dari anggotanya mempertimbangkan untuk menutup usaha mereka dalam waktu 12 bulan ke depan. Katja Jaeger, Direktur Klub SchwuZ, mengungkapkan bahwa pihaknya mengalami kekurangan dana sebesar 50.000 euro (setara Rp 800 juta) setiap bulan. Ia menambahkan, “Sejak tahun 2024, kami benar-benar merasakan penurunan keuntungan.”
Perubahan Perilaku Konsumen
Katja juga mencatat perubahan perilaku pengunjung. “Orang-orang tidak lagi minum tiga atau empat minuman seperti dulu. Sekarang, satu gelas saja sudah cukup,” ujarnya. Hal ini membuat banyak klub terpaksa menaikkan harga tiket dan menu, tetapi langkah tersebut justru membuat beberapa pelanggan menjauh karena harga yang tidak terjangkau.
Beberapa nama besar di industri malam Berlin sudah terpaksa menutup gerai mereka. Misalnya, klub Watergate memutuskan tutup permanen pada tahun 2024. Ironisnya, kehadiran klub-klub terbaik dunia di Berlin justru menjadi daya tarik bagi wisatawan internasional.
Dukungan Dari Pengunjung
Oscar Lister, seorang pengunjung asal Inggris, mengungkapkan kesedihannya karena kunjungannya ke klub Renate merupakan yang terakhir. “Semua klub yang saya kenal saat tumbuh dewasa sudah tutup. Budaya klub di Berlin sepertinya akan hancur berkeping-keping,” ungkapnya.
Meski begitu, tidak semua klub di Berlin merasakan dampak yang sama. Berghain, salah satu klub paling terkenal, masih bertahan. Katharin Ahrend, Direktur Clubcommission, juga menyampaikan optimisme. “Masih ada sedikit harapan. Klub-klub baru mulai muncul meski jumlahnya tidak banyak,” tutupnya.
Dengan segala tantangan yang ada, Berlin tetap berjuang untuk mempertahankan identitasnya sebagai pusat hiburan malam. Keberanian dan inovasi dalam industri ini akan sangat menentukan nasib klub-klub yang tersisa.