
Headline24jam.com – Majalah mode asal Inggris, Elle UK, baru-baru ini meminta maaf setelah mendapat kritik keras atas perlakuan yang dianggap rasis terhadap Rose BLACKPINK. Permasalahan ini muncul setelah mereka membagikan sejumlah foto dari Paris Fashion Week 2025 di Instagram, di mana dalam foto tersebut Rose tidak terlihat.
Acara bergengsi itu berlangsung pada 30 September 2025, dan Rose, sebagai brand ambassador global untuk Yves Saint Laurent, sangat dinantikan kehadirannya. Namun, diduga Elle UK sengaja “memotong” Rose dari gambar yang diunggah, sehingga mengabaikan keberadaannya yang gemerlap di runway.
Kontroversi Membesar
Situasi semakin memanas setelah Charli XCX, yang juga hadir di acara tersebut, mengunggah foto di mana Rose hampir tidak terlihat karena tertutup bayangan. Kejadian ini menarik perhatian publik, yang segera memberikan kritik pedas kepada Elle UK.
Setelah hampir 48 jam mendapatkan hujatan, Elle UK akhirnya merilis permintaan maaf resmi lewat postingan. Mereka menyatakan, “Kami meminta maaf atas unggahan terbaru dari Paris Fashion Week di mana Rose BLACKPINK terpotong dari foto grup untuk penyesuaian ukuran. Kami tidak bermaksud untuk menyinggung siapa pun,” ujar mereka dalam unggahan yang dilansir pada 3 Oktober 2025.
Komitmen untuk Beragam Konten
Lebih lanjut, Elle UK menegaskan komitmen mereka untuk menampilkan konten yang lebih beragam dan sensitif terhadap berbagai ras. “Kami berkomitmen untuk memastikan konten kami ke depannya menampilkan spektrum penuh dari pembaca yang kami hormati,” jelas pihak majalah.
Sebagai langkah responsif, mereka telah menghapus foto-foto yang memotong Rose, dan menggantinya dengan foto solo penyanyi yang menunjukkan kehadirannya di pagelaran tersebut. Meski demikian, kritik terhadap Elle UK masih terus mengalir, dengan tuduhan rasisme yang belum sepenuhnya terjawab.
Kedua situasi ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap representasi di dunia mode, serta bagaimana sebuah kesalahan dapat dengan cepat menarik perhatian publik dalam era digital saat ini.
Dengan segala dinamika yang terjadi, kita berharap hal ini menjadi pelajaran berharga bagi industri mode dan media sosial dalam menyajikan representasi yang lebih adil dan setara.