Headline24jam.com – Sanna Marin, mantan Perdana Menteri Finlandia, kini merasakan frustrasi mendalam. Video dirinya yang viral saat mabuk di sebuah pesta pada 2022 masih saja menjadi sorotan publik. Politisi berusia 40 tahun ini merasa sedih, karena banyak orang lebih menyoroti momen tersebut alih-alih pencapaian yang telah diraihnya selama masa jabatannya.
Marin, yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang santai dan karismatik, mengungkapkan bahwa insiden itu merusak kariernya. “Satu malam itu seharusnya bukan penentu bagaimana saya dipandang,” katanya dalam wawancara dengan NY Times pada Rabu (26/11). Video yang membuatnya menjadi perbincangan publik pertama kali dipublikasikan oleh tabloid Finlandia, Iltalehti.
Perjuangan Melawan Stigma
“Saya ingin mengubah narasi tentang diri saya,” cetus Marin, yang kini berusaha menyampaikan kisah hidupnya melalui memoar terbaru. Dalam buku tersebut, ia menggambarkan bagaimana dia menikmati momen menari dengan bebas setelah menyelesaikan tugasnya. Namun, video mabuknya malah memicu spekulasi mengenai penyalahgunaan narkoba, meskipun hasil tesnya menunjukkan negatif.
Marin merasa penghakiman yang dia terima berbasis gender. “Ada banyak politisi pria yang bersenang-senang setelah bekerja, tetapi tidak ada yang pernah bertanya kepada mereka tentang momen malam sebelumnya,” ungkapnya. Ia menekankan betapa tidak adilnya jika dirinya dijadikan contoh negatif, sementara rekan-rekannya yang laki-laki tidak mendapatkan sorotan serupa.
Kenangan Tak Terlupakan
Kini, lebih dari dua tahun setelah insiden itu, Sanna Marin masih merasa geram. “Bagi saya, malam itu hanyalah enam jam dari hidup saya,” bebernya dengan nada kesal. Meski begitu, ia memahami bahwa setiap orang memiliki momen tertentu yang mungkin tidak memperlihatkan diri mereka yang sebenarnya.
Melalui memoarnya, Marin berupaya mengajak publik untuk melihat lebih dalam pada perjalanan hidupnya, bukan hanya menilai dari satu malam yang keliru. Ia ingin orang-orang mengetahui bahwa walaupun ada kesalahan, pencapaian dan perjuangan dalam kariernya sebagai pemimpin tetap lah yang paling menentukan.
Meskipun banyak yang terfokus pada video tersebut, Marin bertekad untuk tidak membiarkan satu insiden mendefinisikan dirinya. “Saya berharap orang-orang dapat melihat lebih dari sekadar momen itu,” tutupnya tegas, menunggu saat di mana ia bisa menari lagi tanpa perhatian negatif dari publik.