Headline24jam.com – Megan Fox baru-baru ini menceritakan perjalanan emosionalnya di balik ketenaran yang diraihnya di Hollywood. Dalam wawancara yang menggugah, aktris berusia 39 tahun ini berbagi bagaimana masa-masa kejayaannya juga diwarnai dengan perjuangan mental dan amarah terhadap industri hiburan.
Sisi Gelap Ketenaran
Fox mengungkapkan bahwa ketika namanya melambung setelah membintangi film Transformers, ia mengalami tekanan besar dari media dan paparazi. “Saya sangat kehilangan arah dan dipenuhi amarah tentang bagaimana saya diperlakukan di industri ini,” ucapnya dalam pernyataan yang dikutip dari People.
Momen Paparazi yang Menghantui
Salah satu momen tersulit yang diingat Fox adalah ketika ia dikerumuni paparazi setelah acara pemutaran film. “Saya cuma ingin ke mobil, tapi mereka semua merekam saya. Ada yang berteriak, ‘Megan, kenapa kamu menyebalkan sekali?” ia mengenang. Perlakuan semacam itu, menurutnya, meninggalkan luka mendalam dan membuatnya merasa kehilangan kendali.
Refleksi Melalui Karakter
Dalam film Jennifer’s Body, Fox merasa menemukan cerminan dirinya. “Sebelum dia menjadi monster, dia hanyalah gadis muda yang dikorbankan demi keuntungan orang lain. Dan itu sangat beresonansi dengan saya,” katanya. Melalui peran tersebut, ia bisa menyalurkan amarah yang tidak dapat diekspresikan dalam kehidupan nyata.
Proses Penyembuhan Emosional
Fox menjelaskan bahwa peran itu bukan hanya sekadar akting, tetapi juga menjadi ruang penyembuhan baginya. “Memerankan Jennifer memberi saya wadah untuk menyalurkan energi feminin yang lebih gelap – sesuatu yang biasanya tidak diizinkan untuk ditunjukkan,” ujarnya.
Pembelajaran dari Masa Lalu
Di akhir wawancaranya, Megan Fox menyatakan bahwa meskipun masa lalu itu menyakitkan, pengalaman tersebut membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat. “Saya benar-benar berjuang saat itu. Tapi kalau saya memiliki kejelasan seperti sekarang, mungkin saya tidak akan bisa tampil seautentik dulu,” tutupnya.
Lebih dari satu dekade berlalu sejak itu, cerita Megan Fox menjadi pengingat bahwa di balik sorotan dan ketenaran, terdapat sisi rapuh yang sering terabaikan.