
Headline24jam.com – Gelombang protes global terhadap kebijakan Israel yang dituding melakukan genosida terhadap Palestina telah menggugah hati banyak kalangan, terutama di dunia musik. Sejak Oktober 2023, berbagai musisi ternama berbondong-bondong mendukung kampanye “No Music For Genocide,” mengekspresikan empati dan solidaritasnya pada situasi krisis yang dialami oleh rakyat Palestina.
Lebih dari 65 ribu warga Palestina kehilangan nyawa dalam konflik yang memicu kelaparan dan ribuan rumah hancur. Dalam keadaan yang menyedihkan ini, para musisi menyatakan penolakan mereka terhadap tindakan Israel dengan cara unik dan penuh makna.
Musisi Ikut Beraksi
Kampanye ini tidak hanya menggema di antara seniman lokal, tetapi juga melibatkan lebih dari 400 musisi dan label internasional. Misalnya, Björk, penyanyi asal Islandia dengan jutaan pendengar bulanan, menyatakan, “Musik seharusnya dibawa untuk menciptakan kedamaian, bukan kekerasan.” Dia menghapus seluruh lagunya dari platform seperti Spotify dan Apple Music di Israel, menggunakan fitur geo-block.
Massive Attack juga turut bersolidaritas, meminta labelnya, Universal Music Group, untuk menghapus katalog mereka dari layanan streaming Israel. “Kami ingin suara kami tidak digunakan untuk mendukung pelanggaran hak asasi manusia,” ungkap mereka.
Daftar Musisi yang Mendukung
Musisi lain yang bergabung dengan aksi ini antara lain:
-
Paramore: Grup terkenal dari AS ini menghapus semua lagu, termasuk karya solo vokalis Hayley Williams. Williams, yang aktif dalam kampanye kemanusiaan, mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Palestina.
-
Fontaines DC: Band Post Punk asal Irlandia ini meminta labelnya untuk mencabut lagu-lagu mereka di Israel, menyatakan bahwa musik harus digunakan untuk tujuan yang lebih baik.
-
Enter Shikari: Band post-hardcore asal Inggris ini juga mengikuti langkah yang sama dengan menghapus seluruh katalog musik mereka dari layanan streaming yang tersedia di Israel.
Tak hanya mereka, banyak musisi lain seperti Primal Scream dan Rina Sawayama juga turut ambil bagian dalam gerakan ini. Semua bermuara pada satu tujuan: menolak normalisasi hubungan dengan sekutu yang melanggar hak asasi manusia.
Mendorong Perubahan Melalui Musik
Kampanye “No Music For Genocide” diharapkan mampu memberi tekanan ekonomi dan politik terhadap Israel, sama seperti langkah yang diambil oleh industri musik terhadap Rusia saat invasi ke Ukraina. Musisi yang ingin berpartisipasi dalam kampanye ini juga diberikan panduan di laman resmi, agar dapat memahami langkah-langkah yang perlu diambil.
Musik telah menjadi suara kolektif, menyerukan keadilan dan empati di tengah bencana kemanusiaan. “Kita bisa merubah dunia dengan musik,” seru salah satu penggiat kampanye, menekankan kekuatan seni sebagai alat perubahan sosial.
Dengan semangat solidaritas dari dunia musik ini, harapan akan terwujudnya perdamaian di Palestina semakin menggelora. Terus ikuti berita seputar kampanye ini dan dukungan dari musisi dunia di Headline24jam.com.