
Headline24jam.com – Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Calista Amore Manurung, saat ini tengah dalam sorotan publik setelah terlibat dalam kasus tragis kematian Timothy Anugerah Saputra. Peristiwa ini berlangsung ketika Timothy dilaporkan meninggal dunia usai lompat dari gedung kampus. Calista mendapat kritik tajam setelah isi chat-nya di grup WhatsApp menyangkut kejadian tersebut menjadi viral.
Dalam chat yang mencuri perhatian, Calista diduga membuat komentar yang dianggap tidak peka dan tidak berempati usai kematian Timothy. Informasi yang mengalir di grup menyebutkan, awal mula percakapan berlangsung setelah salah satu anggota menanyakan kabar tentang Timothy yang saat itu masih berada di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Kontroversi Terkait Chat WhatsApp
Salah satu anggota grup menanyakan, “Mati ga?” yang kemudian dijawab dengan, “Katanya di merah sekarang.” Dalam suasana yang tampak kurang serius, Calista ikut mengomentari, “visit yu,” dan melanjutkan dengan balasan yang semakin mengundang kemarahan netizen: “MAYAT??” dan “Anjir.” Ungkapan ini membuat banyak orang mempertanyakan etika dan empati yang ditunjukkan oleh Calista.
Permintaan Maaf yang Viral
Setelah menuai banyak kecaman, Calista berusaha untuk menjernihkan suasana dengan menyampaikan permohonan maaf di sebuah video. Dalam pernyataan tersebut, ia mengungkapkan, “Saya ingin menyampaikan turut berduka cita atas kepergian almarhum Timothy.” Ia juga menegaskan bahwa pernyataannya yang viral dalam chat tersebut tidak bisa dibenarkan.
“Tindakan nir empati yang saya lakukan tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apapun,” tuturnya tegas. Dengan nada menyesal, Calista bertekad untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain dan bertanggung jawab atas setiap kata yang diucapkannya.
Pembelajaran Berharga
Dalam video permohonan maaf itu, Calista juga meminta maaf kepada keluarga Timothy dan mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang menegurnya. “Saya akan menjadikannya sebagai dorongan untuk terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya,” tambahnya.
Keberanian Calista untuk mengakui kesalahan dan belajar dari situasi tersebut menunjukkan potensi untuk membangun kembali reputasi. Momen ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam berucap, terutama di era media sosial yang serba cepat.