Headline24jam.com – Jakarta International Literary Festival (JILF) 2025 telah resmi dibuka di Taman Ismail Marzuki, pada 13 Oktober dan akan berlanjut hingga 16 November 2025. Dengan tema ‘Homeland in Our Bodies’ atau Tanah Air dalam Tubuh Kita, festival ini berhasil menarik perhatian masyarakat melalui rangkaian acara menarik.
Festival Penuh Energi
Beragam acara telah disiapkan, mulai dari Author’s Forum yang menampilkan penulis ternama dari berbagai daerah hingga mancanegara. Acara bacaan puisi bertajuk Reading Night juga hadir, menyoroti karya sastra lintas genre dan bahasa. Selain itu, ada Live Mural dengan tema ‘Tumbuh dan Merambat’ yang menambah suasana meriah. Komunitas literasi seperti Konde.co dan Klub Buku Ibu-Ibu pun turut meramaikan Community dan Book Fair.
Aplikasi Nilai Inklusif
Dalam pembukaannya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyatakan, “JILF 2025 harus menjadi jembatan untuk memperluas ekosistem literasi melalui taman baca dan perpustakaan digital.” Ia juga menekankan bahwa literasi bukan hanya soal membaca, tapi lebih pada membangun dialog antara penulis, komunitas, dan publik.
Kutipan langsung dari Rano Karno menggambarkan betapa pentingnya peran festival ini dalam mempromosikan sastra sebagai ruang politik. “Melalui sastra, kita dapat menyuarakan keadilan sosial dan isu-isu penting lainnya,” tambahnya.
Mengangkat Isu Global dan Lokal
JILF 2025 tidak hanya berfokus pada sastra, tetapi juga mengangkat isu-isu hangat seperti Palestina dan disabilitas di Indonesia. Dalam wawancara, Zulfa, seorang penerjemah asal Indonesia, menegaskan, “Frasa ‘Palestine All of Us’ adalah solidaritas bagi rakyat Palestina.” Ia berharap, karyanya seperti ‘Kutukan Bocah Palestina’ bisa membuka mata lebih banyak orang mengenai isu berkepanjangan ini.
Di sisi lain, Muhammad Khambali, seorang pendidik dan penulis, menyoroti pentingnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Ia mencatat, “Pendidikan inklusi sudah mulai berjalan, tetapi akses dan akomodasi yang layak masih belum terpenuhi.”
Kesenian sebagai Jembatan Pengetahuan
Diskusi ‘All Eyes on Papua’ juga menjadi sorotan, menghadirkan seniman dan jurnalis Papua yang berbagi pengalaman. Angela Flassy, seorang jurnalis asal Papua, menekankan, “Masyarakat adat menjaga hutan tropis sebagai ‘Wakaf Oksigen’ untuk dunia.” Pesan ini mengingatkan kita bahwa keberlanjutan bumi erat kaitannya dengan kelestarian Papua.
Penutupan dan Kesan
Dengan berbagai acara dan diskusi yang menggugah, JILF 2025 berhasil menciptakan ruang bagi kreativitas dan pengungkapan ide. Festival ini tidak hanya merayakan sastra, tetapi juga berkontribusi pada kesadaran sosial, menempatkan Jakarta sebagai pusat dialog literasi di Indonesia.
(dis/fik)