
Headline24jam.com – Di tengah krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1966, sosok berani bernama Hadeli Hasibuan muncul dengan ide-ide yang sangat kontroversial. Dalam pidato di Istana Bogor, Presiden Soekarno mengundang individu yang siap menghadapi risiko besar untuk menjadi Menteri Penurunan Harga. Siapa yang berani menurunkan harga dalam waktu tiga bulan akan diangkat; jika gagal, nyawanya jadi taruhannya.
Kehidupan masyarakat kala itu tengah terpuruk, dengan harga bahan pangan melambung hingga ratusan persen. Tak hanya itu, harga bensin melonjak menjadi Rp1.000 per liter dari sebelumnya Rp400. Kebisingan keramaian rakyat yang frustrasi menggema di seluruh negeri, saat Soekarno menantang mereka untuk berani mencoba.
Sosok Berani di Tengah Krisis
Hadeli, seorang pengacara, melangkah maju. Ia mengirim surat ke Istana Merdeka, menyatakan kesanggupannya untuk menerima tantangan tersebut. Pada 2 Februari 1966, Hadeli diundang ke istana oleh Wakil Perdana Menteri Johannes Leimana dan dengan penuh percaya diri menyajikan ide-ide out-of-the-box.
“Saya bersedia ditembak mati jika konsep ini gagal,” ungkap Hadeli dalam autobiografinya. Ia mengusulkan langkah-langkah liberalisasi ekonomi dan mempersilakan sektor swasta untuk ikut berperan. “Untuk menurunkan harga barang, serahkan saja ke swasta. Mereka punya devisa meski pemerintah tidak,” tambahnya saat berbicara dengan media.
Menentang Ekonomi Berdikari
Namun, gagasan Hadeli ini berseberangan dengan visi Soekarno yang menerapkan ekonomi berdikari. Menurut Hadeli, Indonesia belum siap untuk mandiri. Ia pun merekomendasikan untuk memangkas jumlah menteri dan memanggil ekonom Sumitro Djojohadikusumo yang saat itu berada di pengasingan.
Meskipun idenya dianggap “gila” dan ditolak, nama Hadeli tetap bersinar. Rakyat menyambut keberaniannya, tergerak oleh semangatnya untuk memperbaiki kondisi.
Krisis Berlanjut, Tapi Ide Hadeli Terus Relevan
Sayangnya, Soekarno tidak mampu mengatasi krisis yang melanda. Pada 1968, ia menyerahkan jabatannya kepada Jenderal Soeharto. Dalam waktu singkat, Soeharto membawa banyak ekonomi handal yang dikenal sebagai Mafia Berkeley, menerapkan strategi yang mirip dengan usulan Hadeli.
Hingga kini, belum ada calon menteri yang berani mengambil risiko sebagaimana Hadeli. Masyarakat tetap mengenang sosoknya yang berani mengambil tantangan demi kemajuan Indonesia.
Dengan informasi yang begitu mendalam dan penuh keberanian, Hadeli Hasibuan jadi simbol dari seorang pahlawan di tengah ketidakpastian ekonomi. Mungkin, kita perlu lebih banyak sosok seperti dia di era modern ini.