Headline24jam.com – Kontroversi kembali melanda dunia sosial media ketika Mas Gunawan, seorang kreator konten dengan 2,6 juta pengikut di TikTok, menjadi sorotan publik. Ia dikritik setelah mengunggah video romantis bersama seorang gadis berusia SMP bernama Fanessa. Video tersebut menunjukkan momen saat Mas Gunawan menjemput Fanessa di depan sekolahnya, menciptakan banyak perhatian dan reaksi negatif dari netizen.
Keduanya terlihat tidak hanya bersantai, tetapi juga berpegangan tangan, dengan Gunawan sesekali mencium tangan Fanessa dalam perjalanan pulang. Hal ini tentu lantas memicu kecaman dari berbagai kalangan yang menganggapnya sebagai praktik child grooming, yaitu upaya membangun hubungan yang tidak pantas antara orang dewasa dan anak-anak.
Apa Kata Netizen?
Salah satu pengamat media sosial, dengan akun @ads, menuliskan, “Child grooming, jangan dinormalisasi!” Bahkan, @nab menambahkan, “Hal ini harus lebih digaungkan agar orang tua dan anak lebih aware. Huuu, serem banget!” Dalam suasana yang begitu panas ini, suara lain muncul dari @noo** yang mempertanyakan, “Kak Seto dan KPAI mana nih? Kenapa yang begini dibiarin, sementara yang lain malah ditentang?*”
Tanggapan Mas Gunawan
Menanggapi kecaman tersebut, Mas Gunawan dan Fanessa pun mengeluarkan video klarifikasi. Dalam video yang diunggah, Gunawan meminta maaf kepada semua yang merasa terganggu oleh konten mereka. “Kami minta maaf yang sebesar-besarnya jika video-video kami merugikan kalian. Kami hanya ingin menghibur,” ujarnya.
Ia juga mengklaim bahwa setiap video dibuat tidak hanya berdua, melainkan selalu didampingi oleh kakak Fanessa dan teman-teman mereka. “Sebenarnya, kita tidak selalu berdua. Selalu ada kakaknya dan teman-teman, bahkan orang tuanya yang tahu,” ungkap Gunawan.
Apa Selanjutnya?
Mendengar klarifikasi tersebut, harapannya adalah agar masyarakat memahami konteks dari konten yang dibuat. Gunawan berusaha untuk lebih berhati-hati dan introspektif ke depannya. “Kami minta maaf sebesar-besarnya bagi kalian yang merasa dirugikan. Ke depannya, kami akan lebih baik lagi,” tutupnya, berusaha menandakan niat baiknya.
Dengan kehebohan ini, masyarakat kini memiliki pandangan yang lebih kritis terhadap konten yang dihasilkan oleh para kreator di platform seperti TikTok. Kontroversi ini pun menyoroti pentingnya menjaga batasan dalam menciptakan konten yang aman dan mendidik untuk semua kalangan.