Headline24jam.com – Ocean Protocol baru-baru ini menuai kontroversi setelah melakukan konversi besar-besaran 661 juta token $OCEAN menjadi 286 juta token $FET, yang bernilai sekitar $191 juta. Peristiwa ini terjadi pada 1 Juli 2025 dan menciptakan ketegangan dalam aliansi Artificial Superintelligence (ASI), di mana Fetch.AI menuduh penyalahgunaan dana komunitas.
Kontroversi Tentang Konversi Token Ocean Protocol
Pada 1 Juli 2025, Ocean Protocol melalui dompet multisig-nya melakukan konversi 661 juta token $OCEAN menjadi 286 juta token $FET, seperti dilaporkan oleh lembaga analitik on-chain, Bubblemaps. Meskipun langkah tersebut bertujuan untuk mendukung program komunitas, hal ini memicu pertikaian internal dalam aliansi ASI yang melibatkan Fetch.AI.
Akibat Pasar
Setelah konversi, harga $FET mengalami penurunan drastis, mencapai 52% dari $0,55 menjadi $0,27 antara 9 hingga 21 Oktober 2025. Sebaliknya, token $OCEAN mengalami rebound, naik dari $0,25 menjadi $0,30 dalam periode yang sama, menunjukkan divergensi sentimen investor terhadap kedua token tersebut.
Tindakan Fetch.AI dan Respon dari Ocean Protocol
Humayun Sheikh, CEO Fetch.AI, mengklaim bahwa tindakan konversi tersebut berpotensi menjadi “rug pull,” memperingatkan bahwa langkah tersebut mengancam kepercayaan investor. Sebaliknya, Bruce Pon, co-founder Ocean Protocol, menyebut tuduhan tersebut sebagai spekulasi tak berdasar dan berjanji akan merespons secara resmi.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Bubblemaps melaporkan bahwa setelah konversi, sekitar 270 juta $FET, senilai sekitar $120 juta, dialokasikan ke beberapa alamat yang berpindah ke bursa pusat. Aktivitas ini memunculkan pertanyaan tentang pengelolaan dana yang dialokasikan untuk insentif dan data farming dalam aliansi ASI.
Penutup: Implikasi Jangka Panjang
Kasus ini menunjukkan kerentanan dalam struktur aliansi ASI dan menjadi sorotan mengenai pentingnya transparansi dalam kolaborasi di ekosistem blockchain yang terdesentralisasi. Investor dan pengembang akan mengamati dengan seksama bagaimana resolusi dari kontroversi ini akan mempengaruhi utilitas token dan kelangsungan aliansi, serta menetapkan preseden untuk kemitraan terdesentralisasi di masa depan.