
Headline24jam.com – Dalam 24 jam terakhir, pasar cryptocurrency mengalami kehampatan signifikan, dengan lebih dari $9,5 miliar dalam likuidasi yang memicu gangguan besar pada platform pertukaran terkemuka. Kejadian ini dipicu oleh gelombang penjualan yang tidak terduga, yang menyebabkan kelebihan beban pada mesin pencocokan dan mengakibatkan latensi serta kesalahan dalam eksekusi pesanan di berbagai bursa.
Apa yang Menyebabkan Gangguan pada Bursa Crypto?
Gangguan ini terjadi akibat penjualan besar-besaran dan liquidasi yang melanda pasar, mengakibatkan lonjakan volume perdagangan dan permintaan API yang tak tertahankan. Dalam satu hari, pasar mengalami lebih dari $9,5 miliar dalam likuidasi paksa, menyebabkan kelebihan beban pada mesin pencocokan yang menghasilkan latensi dan kesalahan di berbagai platform utama.
Dampak Liquidasi terhadap Kinerja Bursa
Data dari Coinglass menunjukkan bahwa sekitar $8 miliar dari long positions dilikuidasi, sementara short positions mencapai $1,5 miliar selama jam-jam terburuk. Ketimpangan ini meningkatkan tekanan jual dan churn pada orderbook, menghasilkan beban ekstrim pada sistem pencocokan dan feed data pasar.
Volatilitas Tinggi Membuat Bursa Terhenti
Dalam situasi ini, Bitcoin dan Ethereum memicu penurunan pasar, mendorong trader untuk menyesuaikan posisi secara bersamaan. Lonjakan pesanan ini meningkatkan lalu lintas API dan mempengaruhi kinerja bursa. Binance mengonfirmasi bahwa sistem mereka sedang “di bawah beban tinggi akibat aktivitas pasar yang berat,” sementara Coinbase memperingatkan bahwa beberapa pengguna mungkin mengalami latensi.
Seberapa Parah Penurunan Pasar?
Penurunan harga yang terjadi sangat tajam dan meluas. Pada saat itu, Bitcoin turun sekitar 6,88% dan Ethereum 11,91%. Banyak altcoin mengalami kerugian dua digit, dengan Cardano mencatat penurunan 23,7% dan Dogecoin 22,7%, memperburuk keadaan di pasar.
Kenapa Bursa Terpusat Mengalami Gangguan?
Bursa terpusat bekerja dengan mesin pencocokan, sistem risiko, dan feed data pasar yang harus berjalan secara bersamaan. Ketika volume perdagangan dan permintaan API melonjak, komponen backend seperti orderbook dan basis data bisa tersumbat. Meskipun ada redundansi, upaya pengulangan dan pengiriman ulang klien semakin meningkatkan beban.
Faktor Makro yang Berperan
Penurunan ini juga terjadi bersamaan dengan ketegangan perdagangan antara AS dan China serta pergeseran risiko di pasar saham. Pemanfaatan untuk mengambil keuntungan setelah optimisme ETF semakin mempercepat penjualan, yang mengakibatkan keluarnya dana dan stres margin di posisi yang terlever.
Langkah-langkah Perlindungan untuk Trader
Trader dianjurkan untuk mengurangi eksposur dan risiko operasional dengan mendiversifikasi penyimpanan dan mempersiapkan rencana darurat. Beberapa langkah cepat yang dapat diambil meliputi:
- Kurangi Leverage: Meminimalkan margin untuk membatasi likuidasi paksa.
- Siapkan Kesediaan Penarikan: Simpan saldo cadangan kecil di opsi penyimpanan alternatif.
- Tentukan Pesanan Batas Secara Konservatif: Hindari pesanan pasar yang agresif saat volatilitas tinggi.
- Pantau Komunikasi Resmi Bursa: Ikuti halaman status platform dan saluran resmi untuk pembaruan terverifikasi.
Kesimpulan
Gangguan terakhir ini menunjukkan bagaimana likuidasi yang terkonsentrasi dan aliran pesanan frekuensi tinggi dapat melebihi kapasitas platform dan menciptakan risiko operasional. Trader diingatkan untuk menerapkan langkah-langkah manajemen risiko dan memantau komunikasi resmi dari bursa seiring stabilitas pasar kembali.