Headline24jam.com – Nick Szabo, seorang pelopor Bitcoin dan pengembang awal kontrak pintar, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi kerentanan Bitcoin terhadap ancaman eksternal. Dalam pernyataan terbarunya di platform X, Szabo menyoroti adanya “permukaan serangan hukum” dalam jaringan Bitcoin dan lapisan pertama lainnya, yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk menggangu operasional mereka.
Kerentanan Hukum dalam Jaringan Bitcoin
Szabo menjelaskan bahwa infrastruktur kritis seperti penambang, operator node, dan penyedia layanan dompet sangat rentan terhadap tekanan regulasi. Mereka beroperasi dalam kerangka hukum yang sudah ada, sehingga dapat dikenakan tindakan penegakan hukum yang terkoordinasi.
Analisisnya terutama berfokus pada yurisdiksi dengan penegakan hukum yang kuat, di mana otoritas memiliki mekanisme untuk memaksa peserta jaringan agar mematuhi tuntutan. Peringatannya mencakup potensi manipulasi data jaringan secara paksa yang dapat merusak keandalan sistem Bitcoin.
Ancaman Terhadap Data Blockchain
Salah satu kekhawatiran utama Szabo adalah kemampuan pihak berwenang untuk memasukkan atau menghapus “data sewenang-wenang.” Jika regulasi dilakukan, peserta jaringan mungkin diminta untuk mengubah konten blockchain, yang akan mengkhianati janji dasar Bitcoin terhadap pencatatan yang tidak dapat diubah.
Kontroversi Ordinals dan Runes
Pernyataan Szabo juga berkaitan dengan debat yang sedang berlangsung di komunitas pengembang Bitcoin mengenai penyimpanan konten non-keuangan di blockchain melalui Ordinals, Runes, dan transaksi BRC-20. Protokol ini memungkinkan pengguna menyematkan gambar, video, dan file audio langsung ke dalam jaringan Bitcoin.
Bitcoin Core dan Bitcoin Knots menjadi dua visi yang bersaing untuk masa depan jaringan. Dalam beberapa bulan terakhir, Bitcoin Knots semakin banyak dipilih di kalangan validator node, mencerminkan ketidakpuasan yang berkembang terhadap pendekatan Bitcoin Core terhadap data jaringan.
Fungsi OP_RETURN, yang memungkinkan data non-keuangan disimpan di blockchain, menjadi pusat kontroversi. Para kritikus menyatakan bahwa hal ini dapat mengakibatkan transaksi “spam,” memperlambat jaringan dan meningkatkan kebutuhan penyimpanan.
Tanggapan dari Komunitas Bitcoin
Reaksi terhadap pernyataan Szabo datang dari para pendukung Bitcoin, termasuk Chris Seedor, CEO penyedia penyimpanan seed Bitcoin Seedor, yang menilai kekhawatiran Szabo sebagai sebuah overestimasi terhadap kemampuan regulasi. Seedor berargumen bahwa kekuatan Bitcoin terletak pada minimnya kerentanan teknis terhadap pemaksaan.
Dengan merujuk pada teknologi tahan banting lainnya seperti enkripsi PGP dan Tor, ia menekankan bahwa sistem terdesentralisasi memiliki batas terhadap kapasitas regulasi. Diskusi ini menunjukkan adanya ketegangan antara inovasi teknologi dan tantangan hukum yang dihadapi oleh Bitcoin dan ekosistemnya.