Headline24jam.com – Huddersfield Town, klub sepak bola asal Inggris, meraih promosi ke Premier League pada musim 2016/17, menandai salah satu perjalanan terhebat yang pernah ada di sejarah Championship. Dengan menyelesaikan 16 hingga 19 di empat musim sebelumnya setelah promosi dari League One pada tahun 2012, keberhasilan mereka untuk melesat ke posisi kelima dan mengamankan promosi melalui final play-off di Wembley melawan Reading adalah pencapaian luar biasa.
Untuk menghadapi kompetisi di liga elit, tim yang baru dipromosikan seperti Huddersfield umumnya perlu memperkuat skuad mereka, dan situasi ini sangat krusial bagi David Wagner dan timnya, khususnya di lini serang. Ironisnya, meskipun mereka telah mencetak lebih banyak gol dalam tiga musim sebelumnya dibandingkan saat promosi, mereka mengakhiri kampanye dengan selisih gol negatif. Bahkan, satu-satunya gol yang “diciptakan” selama putaran play-off mereka adalah hasil gol bunuh diri oleh bek Sheffield Wednesday, Tom Lees, di semifinal.
Selama dua tahun pertama mereka di Premier League, Huddersfield menghadapi kesulitan di pasar transfer. Di balik beberapa penandatanganan yang sukses seperti Aaron Mooy dan Terence Kongolo, ada juga pemain yang tidak memberikan kontribusi signifikan, seperti Alex Pritchard dan Adama Diakhaby.
Keterpurukan Pemain
Banyak dari pemain yang dianggap kegagalan selama dua musim tersebut tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah meninggalkan Huddersfield, momen di Stadion John Smith’s tampaknya menjadi batu sandungan dalam karier mereka. Namun, Abdelhamid Sabiri, pemain internasional Maroko, berhasil menembus liga-liga top Eropa setelah keluar dari klub.
Abdelhamid Sabiri dan Kariernya di Huddersfield
Pindah ke Premier League mungkin menjadi langkah yang terlalu cepat bagi Sabiri yang masih muda. Setelah meniti karir di liga regional Jerman bersama Sportfreunde Siegen, dia menggenggam perhatian FC Nuremberg dengan performa cemerlang di divisi kedua Jerman. Usai mencetak lima gol dalam sembilan pertandingan pada akhir 2016/17, Huddersfield mengeluarkan dana sebesar £1 juta untuk meminangnya, berharap ia dapat menambah daya serang tim yang baru promosi tersebut.
Di musim pertama Huddersfield di Premier League, meski mereka berhasil bertahan, Sabiri memang tidak memiliki dampak berarti. Dia memberikan assist dalam laga perdana melawan Leicester City yang berakhir imbang 1-1, namun hanya tampil di tiga pertandingan lainnya. Tidak lama, dia harus menepi dari tim utama setelah mengalami cedera yang parah saat melawan Bournemouth.
Ketika Huddersfield terdegradasi, Sabiri dan klub sepakat untuk berpisah setelah hanya mencatatkan 13 penampilan tanpa mencetak gol.
Karier Sabiri Setelah Huddersfield
Setelah meninggalkan klub West Yorkshire, Sabiri menemukan peluang baru di Bundesliga bersama SC Paderborn. Meskipun mencetak empat gol dalam 24 penampilan, tim tersebut tidak mampu bertahan di liga. Sabiri kemudian melanjutkan karirnya di Italia, awalnya bermain di Serie B untuk Ascoli sebelum menjadi sorotan untuk klub top Serie A, Sampdoria. Dia kemudian dijual ke Fiorentina, yang membayar €4 juta tetapi harus dipinjamkan kembali ke Ascoli.
Meskipun usianya kini sudah 28 tahun, Sabiri masih berupaya menembus tim utama Fiorentina meskipun mengalami beberapa kali peminjaman ke klub di Arab Saudi dan UEA. Harapan kini ditumpukan pada kemampuannya unjuk gigi di UEFA Conference League, setelah muncul di lapangan untuk klub saat ini.
Analisis Perkembangan
Kinerja Sabiri pasca-Huddersfield menunjukkan bahwa ia masih mampu berpartisipasi dalam kompetisi tinggi. Meskipun statistiknya tidak mencolok, sangat menarik jika diingat kembali perjalanan karirnya yang gagal ketika berseragam Terriers. Dengan sejumlah pemain yang gagal beradaptasi di liga, fakta bahwa dia kini masih terlibat dalam sepakbola top Eropa tentu menjadi kejutan bagi banyak orang, terutama yang mengikuti kiprah klub tersebut di Premier League.
Meskipun karier Sabiri di Huddersfield tidak berjalan sesuai harapan, kemampuannya untuk kembali ke jalur profesional dan menunjukkan potensi di liga lain adalah refleksi dari kemampuan dan dedikasinya. Dengan harapan untuk kembali mengukir prestasi, Sabiri menjadi representasi penting dari perjalanan membangun kembali seorang pemain setelah mengalami keterpurukan di karir awalnya.
Sumber-sumber dan analisis yang mendukung cerita ini menunjukkan pentingnya memahami perjalanan seorang atlet di lapangan, serta bagaimana pengalaman dapat membentuk karier mereka di kemudian hari. Perspektif ini tidak hanya menambah wawasan tentang perjalanan Sabiri, tetapi juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pemain muda di liga elit.
• Headline SEO (H1): Huddersfield Town dan Karier Abdelhamid Sabiri: Dari Promosi Hingga Keterpurukan
• Meta description: Artikel ini mengupas perjalanan Huddersfield Town dan Abdelhamid Sabiri, dari promosi ke Premier League hingga tantangan di karirnya pasca-Huddersfield.