
Headline24jam.com – Pada musim 2018/19, Derby County mengalami momen yang tak terlupakan di EFL Championship, meski akhirnya berujung pada kekecewaan saat mereka kalah dari Aston Villa di final play-off di Wembley. Dalam upaya mengejar impian kembali ke Liga Premier, Derby menunjukkan performa yang mengesankan, berhasil mencapai posisi enam besar di tiga dari lima musim sebelumnya.
Kebutuhan untuk berprestasi lebih baik membawa mereka ke Wembley untuk kedua kalinya dalam waktu lima tahun di bawah kepelatihan Frank Lampard. Meskipun harapan untuk promosi kembali ke Liga Premier tampak lebih dekat, Derby tergelincir lagi, kali ini setelah mengulang pengalaman pahit mereka di tahun 2014 saat kalah dari QPR.
Musim yang Menggairahkan
Musim tersebut dipenuhi dengan tantangan dan kejutan. Lampard, yang kini menjabat sebagai pelatih di Coventry City, berhasil mempersembahkan pertunjukan spektakuler berkat talenta-talenta muda yang dipinjamkan, seperti Mason Mount, Fikayo Tomori, dan Harry Wilson. Deretan pemain berpengalaman seperti Craig Bryson, Tom Lawrence, dan Jack Marriott turut memperkuat tim, menjadikan Derby mampu bersaing dengan serius di dalam liga.
Di sisi lain, Leeds United, di bawah arahan Marcelo Bielsa di musim pertamanya di Inggris, mampu meraih posisi lebih baik dengan sembilan poin lebih tinggi dari Derby. Namun, Leeds gagal meraih promosi otomatis dan dihadapkan pada momen-momen dramatis dalam sejarah sepak bola Championship.
Drama ‘Spygate’
Salah satu kejadian paling menghebohkan berlangsung sebelum laga penting antara Derby dan Leeds pada 11 Januari. Ketika diketahui bahwa Bielsa mengirim orang untuk memata-matai sesi latihan Derby, situasi ini segera memicu kontroversi. Meskipun Leeds meraih kemenangan 2-0 pada hari tersebut, tindakan tersebut menuai kritik luas dan berujung pada denda £200,000 dari EFL.
Bielsa kemudian mengakui bahwa ia mengamati semua lawan dalam sesi latihan, menambahkan bahan bakar pada ketegangan yang sudah ada. Kesempatan untuk saling berhadapan di semi-final play-off pada bulan Mei pun semakin menarik perhatian.
Pertandingan yang Mengubah Segalanya
Sikap kedua tim semakin memanas. Pada leg pertama di Pride Park, Leeds meraih kemenangan, tetapi Derby mendapatkan kesempatan kedua pada leg kedua di Elland Road. Dalam momen krusial tersebut, Derby membalikkan keadaan setelah tertinggal 2-0 di agregat, mencetak tiga gol hanya dalam 13 menit berkat penampilan brilian dari Marriott, Mount, dan Wilson. Keberhasilan tersebut memastikan Derby melangkah ke final play-off, menciptakan kegembiraan luar biasa di kalangan pendukung mereka.
Perjalanan Setelah Kontroversi
Setelah final yang menegangkan, Derby mengalami masa sulit, yang berpuncak pada administrasi dan pengurangan poin akibat masalah keuangan yang dialami klub. Di bawah pelatih Wayne Rooney, mereka turun ke League One, namun berhasil promosi kembali ke Championship dalam waktu setahun. Dengan penataan ulang tim musim panas ini, Derby memiliki ekspektasi yang lebih tinggi, meski banyak pengamat meragukan kemampuan mereka untuk bersaing di level teratas dalam waktu dekat.
Sementara itu, Leeds United mengalami perjalanan yang sangat berbeda. Debut mereka kembali ke Premier League diwarnai dengan prestasi yang mengesankan di musim pertama dan tampak menurun pada tahun berikutnya. Setelah merasakan sakitnya kehampaan pada play-off, Leeds berhasil meraih divisi dengan 100 poin dan kembali ke Premier League.
Refleksi Ahli
Dalam pandangan Shaun Woodward, pengamat sepak bola dan pendukung setia Derby, kejadian ‘spygate’ menunjukkan bahwa Leeds merasa terancam oleh potensi Derby. Ia menyatakan, “Momen tersebut sangat luar biasa dan menunjukkan bahwa Bielsa jelas terganggu dengan keberadaan kami.”
Dia menambahkan, meskipun Leeds kembali ke Liga Premier dan meraih kesuksesan, bagi Derby, kenangan berhasil mengalahkan mereka di Elland Road akan selalu menjadi bagian dari sejarah klub. “Bagi kami, malam di Elland Road adalah salah satu yang terbaik dalam ingatan saya sebagai penggemar Derby,” ujarnya.
Kesimpulan
Derby County dan Leeds United terus menjalani perjalanan berbeda seiring berjalannya waktu. Meskipun Derby mengalami berbagai tantangan, spirit dan optimisme tetap terjaga di kalangan pendukung. Di sisi lain, Leeds menunjukkan ketahanan dan kemampuannya untuk kembali ke jalur kemenangan.
Dinamik persaingan kedua tim ini memberi banyak kisah menarik di sepak bola Inggris, sekaligus memperlihatkan bahwa dalam dunia olahraga, perjalanan seringkali lebih berarti daripada hasil akhir.
• Headline SEO (H1): Derby County dan Leeds United: Rivalitas Sepak Bola Klasik dalam EFL Championship
• Meta description: Saksikan perjalanan Derby County dan Leeds United dalam EFL Championship 2018/19 melalui drama, rivalitas, dan tantangan keuangan.