
Headline24jam.com – Bulan lalu, Coventry City menjatuhkan Queens Park Rangers (QPR) dengan skor mengejutkan 7-1 di CBS Arena. Pertandingan tersebut bukan hanya mendemonstrasikan keunggulan Coventry, tetapi juga menjadi awal perjalanan yang berbeda bagi kedua klub. Dalam waktu sebulan setelah itu, Coventry belum meraih kemenangan, sementara QPR telah mengalami kebangkitan yang signifikan saat kompetisi EFL Championship 2025/26 baru berlangsung.
Musim ini telah penuh dengan drama di Championship, yang sering kali dikenal sebagai liga paling tak terduga di dunia. Sheffield United, yang diprediksi menjadi salah satu kandidat terkuat promosi, justru terpuruk di posisi terbawah tanpa satu pun poin dari enam pertandingan dan dipaksa untuk mengganti pelatih, memanggil kembali Chris Wilder hanya beberapa bulan setelah dia dipecat.
Sebaliknya, Middlesbrough memuncaki klasemen dengan 16 poin dari 18, menunjukkan performa yang mengesankan. Tim asuhan Rob Edwards ini tampil sangat dominan, membuktikan diri sebagai tim yang paling siap dalam awal sesi ini.
Coventry City: Dari Puncak Ke Keterpurukan
Setelah kemenangan besar atas QPR, ekspektasi tinggi disematkan kepada Coventry. Namun, kenyataannya berbeda. Pada laga berikutnya, mereka bertemu Millwall di League Cup namun kalah 2-1. Juga, saat kembali bertanding di liga, hasil imbang 2-2 kontra Oxford United diikuti oleh hasil imbang 1-1 di kandang melawan Norwich City, di mana mereka seharusnya bisa meraih tiga poin jika bukan karena gol telat yang dicetak oleh Haji Wright untuk Norwich.
Laga terakhir mereka berakhir tanpa gol melawan Leicester City. Pelatih Frank Lampard menghadapi tantangan besar, mengingat timnya belum merasakan kemenangan sejak pertandingan melawan QPR. Statistik menunjukkan bahwa performa tim ini terus menurun, dan mereka harus segera menemukan kembali ritme permainan untuk menghindari keterpurukan lebih jauh.
QPR: Kepantasan Kebangkitan
Di sisi yang berbeda, QPR menunjukkan kebangkitan yang luar biasa pasca kekalahan memalukan mereka. Dalam pertemuan melawan Charlton, QPR berhasil mencetak gol-gol krusial di akhir pertandingan, memenangkan laga 3-1. Koki Saito dan Richard Kone menjadi pahlawan dengan dua gol penutup, menyuntikkan kepercayaan diri ke dalam tim setelah bulan yang sulit.
Kemenangan tersebut menjadi momentum penting ketika QPR mengalahkan Wrexham, yang baru saja promosi, dengan skor 3-1. Penampilan gemilang Kone dan gol bunuh diri Conor Coady memperkuat posisi mereka di klasemen. Terbaru, meskipun dihadapkan pada tim kuat Stoke City, mereka berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 berkat gol perdana Harvey Vale.
Kini, QPR mengantongi 10 poin, setara dengan Coventry City, yang merupakan tim yang baru saja mereka kalahkan dengan telak. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa setiap pertandingan di Championship bisa mengubah arah perjalanan tim secara signifikan.
Menyimak Dinamika Liga
Dari analisis awal musim ini, dapat dikatakan bahwa Championship merupakan liga yang sangat dinamis. Para pengamat sepakbola mencatat betapa cepatnya perubahan performa tim dalam hitungan minggu. “Kami melihat banyak kejutan di setiap musim. Anda tidak pernah bisa memprediksi hasil pertandingan dengan akurat,” terang seorang analis sepakbola, yang mengamati perkembangan liga tersebut selama bertahun-tahun.
Belum terlambat untuk Coventry City untuk bangkit kembali, namun mereka perlu segera memperbaiki bentuk permainan mereka. Menurut statistik yang dirilis situs resmi EFL, Coventry telah menunjukkan dominasi dalam penguasaan bola tetapi kesulitan dalam mengonversi peluang menjadi gol. Ini adalah titik fokus yang perlu mereka perbaiki jika berambisi untuk kembali ke jalur kemenangan.
Di sisi lain, QPR perlu menjaga momentum positif mereka. Dengan moral yang meningkat setelah beberapa kemenangan, mereka diharapkan bisa bersaing di papan atas dan menantikan kesempatan untuk kembali ke Liga Premier. Manajer Julien Stephan telah mampu menyalakan kembali semangat tim, dan fans pun optimis mereka bisa melanjutkan tren positif ini.
Dalam konteks yang lebih luas, kedua tim ini menjadi contoh menarik dari kontradiktori di Championship. Sementara satu tim terjebak dalam performa yang buruk, yang lain justru mampu bangkit dari keterpurukan. Hal inilah yang menjadikan EFL Championship salah satu liga paling menarik untuk disaksikan.
Kedepannya, kedua tim akan menghadapi serangkaian pertandingan yang sangat penting. Jika Coventry tidak segera menemukan kembali performa mereka, posisi di klasemen bisa semakin berbahaya. Sementara itu, QPR berusaha untuk terus menambah poin demi poin agar bisa bersaing di papan atas.
Di akhir analisis ini, satu hal yang pasti: dalam sepakbola, segalanya bisa berubah dalam sekejap. Hasil dari pertarungan antara tim-tim di Championship selalu penuh kejutan, dan penonton akan terus disuguhi drama dan ketegangan hingga akhir musim.
• Headline SEO (H1): Coventry City dan QPR: Dua Perjalanan Berbeda di EFL Championship 2025/26
• Meta description: Coventry City dan QPR mengalami nasib berbeda di Championship, dengan Coventry terpuruk tanpa menang dan QPR mencetak kemenangan beruntun setelah kekalahan 7-1.