Headline24jam.com – Mido, mantan striker asal Mesir, dikenal luas setelah debutnya di Eropa pada usia 17 tahun dengan klub Belgia, Gent. Kariernya yang beragam termasuk sejumlah klub ternama, menciptakan kisah perjalanan yang penuh liku.
Awal Karier di Eropa
Mido mencuri perhatian di tanah kelahirannya, Mesir, dengan mencetak tiga gol dalam empat pertandingan untuk Zamalek. Penampilannya menarik minat Gent, yang membawanya ke Eropa.
Di Gent, Mido awalnya kesulitan beradaptasi, bahkan sempat kembali ke Mesir. Namun, ia berhasil mencetak 11 gol dan memberikan empat assist pada musim debutnya, memperkuat posisinya di tim utama.
Transisi ke Ajax
Pada tahun 2001, Ajax Amsterdam menandatangani Mido dengan kontrak lima tahun. Dia tampil menjanjikan dengan 39 kontribusi gol dalam 63 pertandingan. Meski begitu, kariernya dihantui kontroversi, termasuk konflik dengan manajer Ronald Koeman yang membuatnya terdegradasi ke tim cadangan.
Masa Pinjaman dan Perpindahan
Setelah masa pinjaman di Celta Vigo, Mido melanjutkan perjalanan ke Marseille dan Roma, namun tidak kunjung menemukan performa terbaik. Pada 2005, ia bergabung dengan Tottenham Hotspur dalam pinjaman dari Roma.
Kembali ke Liga Inggris
Di Spurs, Mido tampil baik dengan mencetak 13 gol dalam 36 pertandingan. Namun, setelah satu musim dengan performa menurun, ia berpindah ke Middlesbrough.
Perjalanan di Middlesbrough dan Setelahnya
Mido terikat kontrak di Middlesbrough selama empat tahun, namun hanya dua tahun setengah yang aktif. Ia dipinjamkan ke Wigan Athletic, Zamalek, dan West Ham United tanpa hasil yang signifikan.
Akhir Karier dan Kembali ke Manajemen
Setelah sejenak kembali ke Ajax dan Zamalek, Mido bergabung dengan Barnsley di Championship pada 2012. Sayangnya, dia hanya bermain 27 menit sebelum keluar dari klub enam bulan kemudian.
Kini, Mido telah beralih ke karir manajerial, menukangi enam klub sejak 2014, termasuk dua kali di Zamalek, dengan posisi terakhirnya pada 2023.
Karier Mido, dari sorotan Liga Champions ke penampilan singkat di Championship, merupakan perjalanan yang mengingatkan kita akan potensi yang bisa tidak terealisasi.