
Headline24jam.com – Pemilik Sheffield Wednesday, Dejphon Chansiri, mencari investasi dari luar negeri guna menghindari kebutuhan untuk menjual klub Championship yang bermasalah ini. Langkah ini diambil seiring tim terpuruk di posisi bawah klasemen setelah kekalahan 3-0 dari Bristol City pada hari Sabtu.
Dukungan bagi klub semakin menurun, dengan para penggemar terus memprotes Chansiri sejak musim panas lalu. Para pendukung melakukan tindakan seperti menunda masuk ke King Power Stadium sebelum pertandingan melawan Leicester, mengadakan pemakaman simbolis, dan memboikot pertandingan EFL Cup melawan Leeds United.
Usaha Chansiri untuk Menjaga Kepemilikan
Chansiri, yang telah mempertahankan valuasi klub di angka £100 juta, berusaha untuk mendapatkan investasi asing untuk memenuhi kewajiban keuangannya hingga akhir Agustus. Investasi tersebut diperkirakan akan dijamin dengan aset klub, kemungkinan besar stadion Hillsborough.
Valuasi dan Tantangan Penjualan
Sheffield Wednesday telah dinyatakan untuk dijual selama berbulan-bulan. Namun, semua usaha untuk mengalihkan kepemilikan menemui kesulitan, terutama karena valuasi tinggi yang ditetapkan Chansiri. Banyak pihak menganggap angka tersebut sebagai overvalued dan percaya bahwa nilai sebenarnya klub jauh lebih rendah.
Reaksi Penggemar Terhadap Langkah Chansiri
Kepemilikan Chansiri masih menimbulkan kemarahan di kalangan suporter. Meskipun berusaha mencari solusi keuangan, langkah mencari investasi dari luar negeri tidak diharapkan dapat memperbaiki situasi finansial klub dalam jangka panjang. Banyak yang berpendapat ini hanya akan meningkatkan gelombang protes terhadap pemilik yang paling tidak disukai dalam EFL saat ini.
Dengan situasi yang semakin meresahkan, banyak penggemar yang merasa frustrasi, terutama setelah musim yang buruk di 2025. Upaya untuk mencari investasi tampaknya lebih merupakan cara untuk membeli waktu, ketimbang solusi nyata untuk masalah yang dihadapi Sheffield Wednesday.