
Headline24jam.com – Tim Mercedes-AMG Petronas F1 bersiap menghadapi tantangan berat pada Grand Prix Singapura 2025 yang digelar di sirkuit jalan raya Marina Bay pada 3-5 Oktober. Menyusul hasil solid di Azerbaijan, CEO Toto Wolff menegaskan perlunya kinerja maksimal agar tim dapat mempertahankan posisi kedua di Klasemen Konstruktor F1 2025.
Wolff menyatakan bahwa meskipun Singapura dan Baku sama-sama merupakan balapan jalanan, tantangan yang dihadapi sangat berbeda. “Kami senang kembali ke podium di seri sebelumnya, namun kami menyadari betapa ketatnya persaingan saat ini,” ungkapnya.
Tantangan Khusus di Marina Bay
Wolff menekankan bahwa Marina Bay memiliki sejumlah kondisi ekstrem yang membuat sirkuit ini unik dan menuntut fisik pembalap. “Sirkuit di Singapura lebih ketat dan lebih teknis dibandingkan dengan Azerbaijan. Perbedaan besarnya adalah dalam kondisi panas dan kelembapan,” tambahnya.
Balapan malam hari ini mengharuskan mobil dan pembalap untuk berperformasi tinggi, dengan mengelola dan mengoptimalkan kondisi cuaca menjadi kunci utama. Kombinasi kelembapan dan sifat sirkuit yang stop-and-go dapat membuat pembalap kehilangan hingga 5 kg berat badan akibat keringat.
Karakteristik Sirkuit yang Memengaruhi Performa
Karakteristik stop-start di Marina Bay juga berdampak besar terhadap pengelolaan bahan bakar. Setiap tambahan kilogram bahan bakar dapat merugikan waktu putaran, sehingga pembalap harus cermat dan efisien. Lebih dari 50% waktu putaran dihabiskan di tikungan, menjadikannya salah satu sirkuit dengan persentase full throttle terendah sepanjang tahun.
Tingkat evolusi trek di Marina Bay juga sangat tinggi. Permukaan lintasan dapat meningkat hingga tiga detik antara sesi Latihan Bebas 1 (FP1) dan Kualifikasi, menuntut tim untuk selalu beradaptasi.
Sejarah dan Penyesuaian Sirkuit
Mercedes memiliki sejarah yang kuat di Marina Bay dengan empat kemenangan, termasuk tiga kali oleh Lewis Hamilton dan satu kali oleh Nico Rosberg. Namun, setelah adanya penyesuaian tata letak sirkuit pada 2023, yang mengurangi panjangnya dari 5,063 km menjadi 4,928 km, tim harus cepat beradaptasi dengan kondisi baru yang lebih cepat.
Wolff menegaskan fokus tim untuk balapan di Singapura dan enam balapan tersisa adalah “memberikan yang terbaik” demi terus bersaing di barisan depan, mengingat tantangan yang akan datang dan perubahan yang diperlukan untuk meraih kesuksesan.