
Headline24jam.com – Nissan menghadapi tantangan berat setelah upaya merger yang gagal dengan Honda, yang mengakibatkan rencana restrukturisasi besar-besaran. Penyusutan ini mencakup pemangkasan ribuan tenaga kerja, penutupan beberapa pabrik, dan potensi kerugian ratusan juta dolar dalam profit jangka pendek. Langkah ini akan berdampak di berbagai lokasi, termasuk Jepang dan Meksiko, dengan penutupan pabrik yang direncanakan hingga akhir 2028.
Namun, tidak semua berita buruk bagi Nissan. Pada 1 April 2025, Ivan Espinosa, seorang veteran perusahaan yang telah bekerja sejak 2003, diangkat sebagai CEO. Ia diharapkan dapat memimpin Nissan menuju jalur yang lebih baik. Dengan pengalaman yang luas dalam industri otomotif, inklusi Espinosa dalam posisi kunci menunjukkan upaya serius perusahaan untuk kembali ke akar-akar performa dan inovasi.
Langkah-Langkah Awal di Bawah “Re:Nissan”
Espinosa telah menginisiasi rencana pemulihan bertajuk “Re:Nissan”. Rencana tujuh poin ini dirancang untuk mengurangi biaya dan merestrukturisasi operasi:
- Reduksi Biaya Variabel
- Reduksi Biaya Tetap
- Restrukturisasi Basis Manufaktur dan Memperbaiki Efisiensi
- Pengurangan Tenaga Kerja
- Pembaruan Pengembangan
- Mendefinisikan Ulang Strategi Pasar dan Produk
- Memperkuat Kemitraan
Langkah pertama yang dilakukan adalah penutupan dua pabrik produksi sebagai bagian dari strategi mengurangi jumlah fasilitas dari 17 menjadi 10.
Fokus pada Elektrifikasi dan Model Baru
Selain penutupan pabrik, Nissan juga membatalkan rencana produksi sedan listrik baru setelah menilai kondisi pasar yang berubah. Sebagai respons terhadap tantangan ini, lebih dari 3.000 karyawan di divisi R&D telah dialihkan untuk fokus pada inisiatif pengurangan biaya. Nissan, dengan bantuan “czar biaya” Tatsuzo Tomita, tengah meneliti aspek pengeluaran secara mendetail, termasuk mengupayakan penghematan hingga $1,7 miliar hingga April 2027.
Kendati langkah drastis ini menunjukkan dampak jangka pendek pada bisnis, strategis tersebut diperkirakan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kelangsungan perusahaan.
Penjualan Stabil di Tengah Tantangan
Berbicara mengenai penjualan, Nissan menerapkan program “Nissan One” yang memberi insentif kepada dealer untuk meningkatkan volume penjualan, meskipun memungkinkan kerugian dalam jangka pendek. Program ini telah menunjukkan hasil, di mana penjualan Nissan di AS hanya menurun 0,2 persen sepanjang tahun ini. Beberapa model inti seperti Nissan Versa dan Kicks melaporkan lonjakan penjualan, dengan kenaikan masing-masing 41,5 persen dan 47,0 persen dibanding tahun lalu.
Produk Mendatang dan Harapan
Melihat ke depan, Nissan berencana meluncurkan beberapa produk baru. Misalnya, Sentra baru yang akan bersaing dengan Honda Civic dan SUV off-road Xterra yang dijadwalkan pada 2028. Rumor mengenai sedan performa manual dari Infiniti pun mulai beredar, menciptakan ketertarikan di kalangan penggemar otomotif.
Sementara itu, kembali menjadi fokus utama adalah keberadaan model GT-R yang kini menjadi tanda tanya. Dalam pernyataan resmi, Nissan berkomitmen bahwa “GT-R akan kembali, tanpa ragu” meskipun masih dalam tahap awal pengembangan.
Kesimpulan
Meskipun ada berbagai tantangan yang dihadapi, langkah-langkah yang diambil oleh Nissan menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam proses bertransformasi. Kombinasi strategi inovatif, pemangkasan yang efektif, dan produk baru menjanjikan harapan baru di tengah gejolak industri otomotif saat ini. Dengan kepemimpinan baru dan visi yang jelas, Nissan berpotensi untuk kembali ke jalur kesuksesan yang diharapkan banyak pihak.