
Headline24jam.com – Pada tahun 1964, peneliti Arno Allan Penzias dan Robert Woodrow Wilson menemukan kebisingan aneh saat menggunakan teleskop radio, yang ditemukan di seluruh arah langit dan dianggap sebagai bagian dari latar belakang pengamatan mereka.
Kebisingan mirip statis radio ini membingungkan mereka. Awalnya, Penzias dan Wilson beranggapan bahwa suara itu berasal dari perangkat mereka, gangguan perkotaan, atau bahkan dari burung merpati yang bersarang di antena. Namun, setelah menghilangkan burung merpati dan menyingkirkan gangguan lain, suara itu tetap ada.
Akhirnya, kebisingan tersebut ternyata merupakan Cosmic Microwave Background (CMB) – radiasi sisa dari peristiwa Big Bang, yang dapat terdeteksi hampir di seluruh alam semesta. Penemuan ini menjadi bukti penting bagi teori Big Bang dan mengantarkan Penzias dan Wilson meraih Nobel di bidang Fisika.
Tinjauan Teori Big Bang
Meskipun teori Big Bang adalah penjelasan terbaik untuk fenomena yang kita amati, bukan berarti ini satu-satunya penjelasan yang ada. Beberapa ahli kosmologi belum sepenuhnya mengakui teori ini. Sebelum munculnya bukti kuat yang mendukung teori ini, sebagian ilmuwan percaya bahwa kita tinggal di alam semesta yang statis.
Alam Semesta Statis dan Abadi
Pengetahuan tentang galaksi masih terbilang baru. Pada awal abad ke-20, ilmuwan mulai menduga adanya "alam semesta pulau" di luar Galaksi Bima Sakti. Konfirmasi bahwa Andromeda adalah galaksi terjadi pada tahun 1924 ketika Edwin Hubble mengukurnya.
Segera setelah itu, ditemukan bahwa cahaya dari galaksi yang lebih jauh mengalami pergeseran merah, sebuah indikasi bahwa alam semesta sedang mengembang. Di zaman sebelum bukti ini, banyak ilmuwan berpendapat bahwa alam semesta bersifat infiniti dan tidak mengalami ekspansi atau kontraksi.
Albert Einstein, dalam makalanya tahun 1917, memperkenalkan konstanta kosmologis untuk mempertahankan gambaran alam semesta yang statis.
Konsep Big Bounce
Salah satu ide yang muncul dari pengamatan adalah bahwa Big Bang bukanlah awal dari segalanya, melainkan bagian terbaru dari siklus ekspansi dan kontraksi. Dikenal sebagai alam semesta siklis, ide ini mengusulkan bahwa alam semesta berkontraksi hingga ukuran minimum sebelum kembali mengembang.
Meskipun menarik, bukti dari siklus ini dan sinyal yang mungkin ditinggalkannya belum dapat ditemukan.
Kosmologi Siklis Konformal
Roger Penrose, pemenang Nobel, mengajukan gagasan bahwa momen ‘kematian panas’ alam semesta dapat menjadi awal ‘aeon’ baru. Dalam penjelasannya, tanpa adanya partikel atau lubang hitam, alam semesta dikecilkan dan tampak seperti keadaan awal aktuari.
Menurut Penrose, model ini mengatasi masalah awal spesifik yang diperlukan oleh hukum kedua termodinamika pada saat Big Bang. Namun, bukti dari struktur cincin yang mungkin ada dalam CMB masih belum ada.
Inflasi Abadi
Dalam model Big Bang standar, fase inflasi yang cepat menggambarkan tahap awal alam semesta. Namun, pada konsep inflasi abadi, pertumbuhan ini berlanjut selamanya di beberapa bagian alam semesta. Pada "gelembung" tertentu, inflasi berakhir secara lokal.
Meski menawarkan potensi penjelasan atas masalah "penalaan halus," hingga kini belum ada bukti untuk mendukung model ini. Hingga saat ini, Big Bang dan inflasi tetap menjadi model terbaik untuk memahami alam semesta.