
Headline24jam.com – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Anomali Atlantik Selatan (SAA) yang terletak di Samudera Atlantik Selatan telah membesar dan melemah dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan pengamatan selama 11 tahun, fenomena ini menunjukkan dinamika yang cepat, dengan perubahan signifikan terdeteksi sejak 2014. Profesor Chris Finlay dari Universitas Teknik Denmark menjelaskan bahwa penyebab SAA masih diperdebatkan, namun data menunjukkan bahwa perubahan ini terjadi pada skala waktu yang relatif singkat, meskipun fenomena ini mungkin telah ada selama jutaan tahun.
Apa itu Anomali Atlantik Selatan?
Anomali Atlantik Selatan adalah area di mana medan magnet Bumi lebih lemah dibandingkan dengan tempat lain. Saat ini, area ini mencakup hampir 1% permukaan Bumi lebih luas dibandingkan tujuh tahun lalu, setara dengan wilayah yang setengah kali ukuran Amerika Serikat. Dalam 2014, kekuatan terlemah di SAA tercatat 22,430 nanoteslas (nT), kini menurun menjadi 22,094 nT.
Observasi Melalui Satelit Swarm
Dalam upaya memahami sifat medan magnet Bumi, Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncurkan misi dengan tiga satelit dikenal sebagai Swarm. “Kami dapat melihat perubahan dalam struktur medan magnet secara lebih mendetail berkat data dari Swarm,” kata Finlay. Observasi menunjukkan bahwa SAA mengalami pertumbuhan dalam ukuran dan kelemahan, suatu hal yang unik untuk fenomena yang telah dipetakan selama hampir dua abad.
Perubahan yang Mencolok
Menurut pengukuran terbaru, ada area di bawah SAA di mana medan magnet tampaknya mengarah ke dalam inti Bumi, yang bertentangan dengan ekspektasi bahwa medan magnet seharusnya keluar dari inti. Penemuan ini menunjukkan perubahan spesifik yang berlangsung di kawasan ini. Finlay menekankan bahwa, “Ada sesuatu yang khusus di daerah ini yang menyebabkan medan magnet melemah dengan cara yang lebih intens.”
Dampak Terhadap Satelit
Walaupun SAA tidak menimbulkan ancaman langsung di permukaan bumi, kelemahan medan magnet di area tersebut meningkatkan eksposur radiasi untuk satelit yang melintasi daerah tersebut, berpotensi menyebabkan kerusakan baik segera maupun jangka panjang. Meski demikian, SAA menawarkan wawasan berharga mengenai evolusi medan magnet yang dapat menjadi kunci untuk memahami habitabilitas planet lain.
Kesimpulan
Studi yang dipublikasikan dalam Physics of the Earth and Planetary Interiors ini menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan untuk memahami fenomena ini. Meskipun misi Swarm awalnya ditargetkan untuk waktu yang singkat, satelit ini hingga kini terus memberikan data berharga, memberikan pemahaman lebih dalam tentang medan magnet Bumi dan dampaknya terhadap lingkungan serta teknologi kita.