
Headline24jam.com – Perbedaan mencolok antara Kutub Utara dan Selatan terungkap, terutama saat mencermati kedalaman es yang menyelimuti kedua daerah tersebut. Walaupun saat berdiri di atas es yang diselimuti salju, perubahan mungkin tidak terlihat jelas, tetapi lapisan es yang menyelimuti kedua kutub memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Ketebalan Es di Kutub Utara
Saat menggali es di Kutub Utara, hasil yang didapatkan tidak terlalu dalam. "Es laut di Kutub Utara biasanya memiliki ketebalan 2 hingga 3 meter," jelas Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC). Beberapa wilayah di Arctic bahkan bisa mencapai ketebalan 5 meter, namun es ini semakin menipis, dengan banyak yang hanya berkisar 1 hingga 2 meter.
Di bawah es tersebut, terdapat air dingin dari Samudra Arktik, menunjukkan batas kedalaman yang aman untuk berhenti menggali.
Karakter Geografis yang Berbeda
Perbedaan utama antara Kutub Utara dan Antartika terletak pada geografi. Menurut NASA, Kutub Utara adalah lautan yang dilapisi es laut, sedangkan Antartika adalah benua dengan lapisan es yang sangat tebal yang dikelilingi oleh es laut dan Samudra Selatan.
Ketebalan Es di Antartika
Antartika memiliki ketebalan es yang jauh lebih besar, yang bervariasi tergantung pada lokasi dan musim. Bersama dengan lapisan es Greenland, lapisan es Antartika menyimpan lebih dari 68 persen dari pasokan air tawar di Bumi dan 99 persen dari es daratan.
"Lapisan Es Antartika mencapai ketebalan hampir 4,9 kilometer di titik tertebal dan menyimpan sekitar 30 juta kilometer kubik es," papar NSIDC. Jika seluruh lapisan es ini mencair, naiknya permukaan laut diperkirakan mencapai sekitar 58 meter.
Penemuan Menarik di Antartika
Saat menggali lebih dalam, penemuan yang menarik dapat ditemukan. Lake Vostok, danau terbesar di Antartika, berada pada kedalaman 2,5 mil di bawah permukaan. Juga, canyon Denman, yang merupakan bentuk lahan bawah es, merupakan canyon terdingin di Bumi, mencapai kedalaman lebih dari dua mil di bawah permukaan laut.
Para ilmuwan telah menggali hingga kedalaman sekitar 2,8 kilometer untuk memahami iklim masa lalu Bumi, dengan sampel es berusia sekitar 1,2 juta tahun.
Teknologi Geospasial untuk Penelitian
Selain menggali, teknologi radar, refleksi seismic, dan pengukuran gravitasi telah digunakan untuk memetakan benua di bawah es, yang dikenal sebagai Bedmap3. Peta ini menunjukkan lembah-lembah dalam dan gunung-gunung tinggi yang tertimbun di bawah lapisan es.
Dr. Hamish Pritchard, seorang glasiolog di BAS, menyatakan, “Informasi ini sangat penting untuk model komputer yang digunakan untuk mempelajari bagaimana es mengalir di seluruh benua seiring dengan meningkatnya suhu.”
Risiko Terhadap Lapisan Es
Peter Fretwell, spesialis pemetaan, menambahkan, “Lapisan Es Antartika lebih tebal dari yang diperkirakan dan memiliki volume yang lebih besar, berisiko dicairkan oleh air laut yang hangat di pinggiran benua.”
Dengan penemuan peta ini, Antartika dianggap lebih rentan dari sebelumnya, dengan potensi penyimpanan informasi lebih lanjut mengenai sejarah geologis dan ekosistem yang hilang di bawah lapisan es.