Headline24jam.com – Untuk pertama kalinya, para ilmuwan mengeksplorasi kemampuan manusia dalam mencium aroma salju, sebuah fenomena yang terlihat sepele namun menarik perhatian. Johan Lundstrom, seorang profesor neuroscience di Monell Chemical Senses Center, menjelaskan mengapa snowfall mungkin memiliki aroma yang khas dan bagaimana kondisi lingkungan berperan dalam hal ini.
Mencium Aroma Salju
Menurut Lundstrom, saat salju jatuh, ia menyerap berbagai senyawa udara di sekitarnya. Proses ini dapat menghasilkan aroma yang berbeda tergantung lokasi. “Salju di perkotaan bisa berbeda dari salju di kawasan liar Arktik karena kemampuannya menyerap polutan dari udara,” ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan Washington Post pada tahun 2022.
Sumber Aroma
Fenomena penciuman ini tidak terbatas pada salju saja. Dalam konteks hujan, istilah “petrichor” diciptakan pada 1960-an oleh ilmuwan Australia untuk menggambarkan aroma yang timbul setelah hujan, yang disebabkan oleh senyawa geosmin dari bakteri tanah. Saat hujan, senyawa ini dilepaskan ke udara dan meningkatkan keharuman lingkungan.
Ozon dan Awan
Ketika badai mendekat, beberapa orang mengklaim dapat mencium bau ozon, yang memiliki aroma bersih dan sedikit logam, mirip dengan klorin. Ketika cuaca buruk mendatangkan angin dari ketinggian, ozon ini bisa sampai ke hidung kita di tanah. Lundstrom mengaitkan hal serupa dengan salju, yang menjadi “kolektor” berbagai aroma saat turun.
Perbandingan Aroma Lingkungan
Hasil studi menunjukkan bahwa salju memiliki kemampuan untuk menyerap berbagai aerosols dan polutan dari asap kendaraan. Hal ini membuat kemunculan aroma salju di area perkotaan berbeda dengan di daerah yang lebih alami.
Keheningan Dingin
Ada anggapan lain bahwa aroma yang kita cium bukanlah dari salju itu sendiri, tetapi lebih pada ketidakberdayaan aroma di lingkungan dingin. Dalam cuaca dingin, banyak senyawa aromatik tidak tercium, sehingga apa yang kita nikmati adalah keheningan dan kesegaran udara di sekitar kita.
Kesimpulan
Meskipun penelitian tentang kemampuan mencium salju masih terbatas, banyak pengalaman dan pengamatan individu mendukung klaim menarik ini. Lundstrom mendorong para ilmuwan untuk lebih mengeksplorasi fenomena ini dan bagaimana penciuman berperan dalam memahami lingkungan kita. “Mari kita keluar dan selami hal ini lebih dalam,” ajaknya.
Demikianlah, baunya salju mungkin bukan sekadar mitos, melainkan fenomena yang patut diperhatikan lebih lanjut.