
Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkap bahwa asteroids Bennu dan Ryugu mungkin memiliki hubungan yang lebih dalam daripada yang diperkirakan sebelumnya. Para ilmuwan menyimpulkan kemungkinan bahwa keduanya adalah ‘saudara’ yang berasal dari bagian yang sama dari tubuh langit yang lebih besar.
Penemuan Baru Dalam Sistem Tata Surya
Sejak eksplorasi luar angkasa dimulai, umat manusia telah mengumpulkan sampel dari tiga asteroids: Itokawa, Ryugu, dan Bennu. Ryugu dan Bennu, yang keduanya termasuk dalam kategori asteroids karbonaceous—kelompok terbesar dari jenis asteroid—menunjukkan karakteristik yang mirip.
Asal Usul Polana
Di sabuk asteroid, terdapat sebuah dunia bernama Polana yang dulunya lebih besar dengan diameter sekitar 55 kilometer. Akibat dari tabrakan, Polana pecah dan beberapa fragmennya berubah menjadi anggota keluarga Polana, yang mungkin termasuk Ryugu dan Bennu.
"Kami cukup yakin bahwa Polana dan anggota keluarganya dulunya merupakan satu kesatuan. Pertanyaannya adalah apakah Bennu dan Ryugu juga demikian," ungkap Dr. Anicia Arredondo.
Analisis Menggunakan JWST
Dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), para peneliti berhasil mendapatkan spektrum cahaya berkualitas tinggi dari Polana. Data ini dibandingkan dengan sampel dari Bennu dan Ryugu yang dibawa ke Bumi oleh misi OSIRIS-REx dan Hayabusa2. Kesamaan yang ditemukan menambah bukti keterkaitan di antara ketiga tubuh ini.
Dr. Arredondo menambahkan, "Pengamatan dari JWST menunjukkan bahwa Polana terdiri dari bahan yang umumnya ditemukan pada asteroid karbonaceous. Bahan serupa juga terdeteksi pada Bennu dan Ryugu, menunjukkan komposisi yang mirip."
Pentingnya Memahami Awal Mula
Meneliti asal usul Bennu dan Ryugu dapat memberikan wawasan penting tentang pembentukan sistem tata surya awal. Kedua asteroid ini kaya akan senyawa organik yang merupakan prekursor molekul penting untuk kehidupan. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa Bennu memiliki komposisi yang sangat beragam, dengan material yang berasal dari bagian dalam dan luar sistem tata surya serta bahan antar bintang.
Meskipun ada berbagai komponen dan perbedaan dalam spektrum yang ditemukan, hal ini tidak menantang ide bahwa objek-objek ini pernah berasal dari satu badan yang sama.
Rencana Penelitian Selanjutnya
Dr. Arredondo berencana untuk mengamati lebih banyak anggota keluarga Polana yang lebih kecil untuk memahami komposisi tubuh asal dan tabrakan yang memisahkan mereka.
Koleksi sampel asteroid terus memperkaya pengetahuan kita tentang asteroid dan awal sistem tata surya.
"Visi misi pengembalian sampel seperti OSIRIS-REx dan Hayabusa2 telah terwujud: menghubungkan analisis laboratorium dari material luar angkasa murni ke daerah sumbernya di sabuk asteroid," kata Profesor Dante Lauretta.
Penutup
Dengan peningkatan kemampuan pengamatan melalui JWST, para ilmuwan kini memiliki pandangan spektral langsung ke dalam sumber asal asteroid-asteroid tersebut. Hal ini menjadi batu loncatan dalam usaha kita untuk memahami pembentukan dan evolusi blok-blok bangunan planet. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam The Planetary Science Journal.