
Headline24jam.com – Setelah berhasil mengumpulkan material dari asteroid Ryugu, misi Hayabusa2 berlanjut dengan rencana melakukan flyby cepat pada asteroid Torifune pada bulan Juli mendatang. Selanjutnya, pada tahun 2031, spacecraft ini akan melakukan rendezvous dengan asteroid 1998 KY26, yang diharapkan menjadi objek terkecil yang pernah dijelajahi oleh sebuah pesawat luar angkasa.
1998 KY26: Ukuran dan Karakteristik yang Berubah
Awalnya, asteroid 1998 KY26 diperkirakan berukuran 30 meter dengan bentuk hampir bulat. Namun, observasi terbaru menggunakan teleskop dari European Southern Observatory pada tahun 2024 menunjukkan bahwa asteroid ini jauh lebih kecil, hanya sekitar 11 meter, dan berputar lebih cepat dari yang diperkirakan. Dr. Toni Santana-Ros, seorang ilmuwan planet dari Universitas Alicante, menyatakan, "Kami terkejut menemukan bahwa objek ini tampak sangat berbeda dari yang diharapkan; lebih kecil, tiga hingga empat kali lebih kecil dari yang diharapkan."
Pengaruh Temuan terhadap Misi Hayabusa2
Dengan ukuran 11 meter, asteroid ini menjadi tantangan unik bagi misi Hayabusa2. Dr. Santana-Ros mengatakan, “Mereka perlu mempertimbangkan apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan dengan objek ini.” Pesawat luar angkasa Hayabusa2, yang berukuran 6 meter, hampir setengah dari ukuran asteroid yang akan dikunjungi, menambah komedi situasi ini.
Observasi dan Keterbatasan
1998 KY26 tidak hanya menjadi objek studi yang menarik tetapi juga penuh misteri. Peneliti masih belum yakin apakah asteroid ini merupakan satu batuan utuh atau kumpulan kerikil. Jika ternyata asteroid ini adalah gumpalan kecil, maka misi pendaratan bisa sangat berisiko. Pengalaman misi OSIRIS-REx yang mendarat di Bennu menunjukkan bahwa tantangan serupa bisa berbahaya bagi Hayabusa2.
Kesimpulan
Riset asteroid global mengalami perkembangan pesat, yang berdampak pada prioritas observatorium besar. Dr. Santana-Ros menambahkan, "Sepuluh tahun lalu, saya mempertahankan gelar PhD menggunakan teleskop berukuran 40 sentimeter. Sekarang, kami menggunakan teleskop terbesar di dunia, dan ini sangat menggembirakan!"
Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi dan metode pengamatan berkembang, pengetahuan kita tentang berbagai objek luar angkasa tetap dinamis dan penuh kejutan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications.