
Headline24jam.com – Seorang astronom amatir, Scott Tilley, menemukan sinyal aneh yang dipancarkan oleh jaringan satelit rahasia SpaceX, “Starshield”, ketika melakukan pengamatan dari rumahnya di British Columbia. Penemuan ini terjadi setelah SpaceX menandatangani kontrak senilai $1,8 miliar dengan sebuah agensi pemerintah AS untuk mengembangkan sistem satelit pengintai di orbit rendah Bumi.
Kontrak Rahasia SpaceX
Pada tahun 2021, SpaceX, perusahaan yang didirikan Elon Musk, menjalin kerja sama dengan sebuah agensi pemerintah AS yang belum terungkap. Laporan dari Wall Street Journal mengungkap bahwa kontrak ini bernilai $1,8 miliar. Kemudian, pada 2024, Reuters melaporkan bahwa kontrak tersebut sebenarnya ditandatangani dengan National Reconnaissance Office (NRO), lembaga yang mengelola satelit pengintai.
Penemuan Sinyal Tak Terduga
Tilley, saat melakukan salah satu proyeknya, secara kebetulan mencari frekuensi radio yang biasanya tidak digunakan oleh satelit untuk pengiriman data. “Itu hanya sebuah gerakan canggung di keyboard,” ungkap Tilley kepada NPR. Dia menemukan sinyal yang dipancarkan dari rentang frekuensi 2,025-2,110 MHz, di mana biasanya tidak ada suara sama sekali.
Dengan membandingkan pengamatan ini dengan data dari pengamat satelit amatir lainnya di seluruh dunia, Tilley mengidentifikasi sumber sinyal tersebut sebagai “Starshield”.
Masalah Regulasi
Frekuensi yang ditemukan Tilley sebenarnya tidak dialokasikan untuk pengiriman data dari satelit ke Bumi, melainkan untuk uplink ke satelit. “Emisi lebar S-band yang kuat telah terdeteksi dari satelit terkait konstelasi Starshield,” jelas Tilley dalam sebuah makalah. Ia menegaskan bahwa “tidak ada ketentuan dalam regulasi ITU untuk transmisi downlink.”
Jumlah satelit yang telah terdaftar dalam konstelasi ini mencapai 193, dengan 170 di antaranya memancarkan pada S-band. Tanpa mendapatkan izin dari otoritas terkait untuk menggunakan frekuensi ini, SpaceX dapat dianggap melanggar persyaratan lisensi nasional.
Analisis dan Pendapat Ahli
Belum jelas mengapa satelit-satelit ini menggunakan frekuensi yang tidak seharusnya untuk pengiriman data, mengingat kecepatan transmisi hanya setara dengan 3G. Tilley menduga bahwa ini mungkin strategi untuk menghindari perhatian pengamat. Sementara itu, Kevin Gifford, profesor ilmu komputer di Universitas Colorado, mengatakan bahwa SpaceX mungkin memanfaatkan frekuensi sunyi ini dan akan mengurus izin kemudian.
Tilley juga menambahkan, “Dari perspektif regulasi, operasi downlink dalam rentang tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai kepatuhan terhadap regulasi ITU.” Ia menyatakan bahwa hingga saat ini, tidak ada catatan publik di ITU Master International Frequency Register (MIFR) yang mengizinkan transmisi downlink untuk Starshield di rentang ini.
Penelitian ini telah dipublikasikan di repositori riset terbuka Zenodo, menyoroti kesenjangan antara penerapan praktis konstelasi besar dan mekanisme koordinasi internasional yang bertujuan mencegah interferensi yang merugikan.