
Headline24jam.com – Ilmuwan mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan keruntuhan Arus Sirkulasi Meridional Atlantik (AMOC) yang dapat mempengaruhi iklim global. AMOC, sebuah sistem arus laut besar di Atlantik, berperan penting dalam moderasi temperatur, dengan dampak luas termasuk pada cuaca di Eropa. Penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh ahli hidrologi Stefan Rahmstorf dari Potsdam Institute for Climate Impact Research menunjukkan tanda-tanda melambatnya arus ini, dengan risiko yang semakin besar jika langkah-langkah mitigasi tidak segera diterapkan.
Apa Itu AMOC?
AMOC adalah singkatan dari Atlantic Meridional Overturning Circulation, yaitu jaringan arus laut yang menggerakkan air hangat kaya nutrisi dari daerah dekat ekuator ke arah utara. Sebagai perbandingan, AMOC sering dijelaskan sebagai “konveyor besar” yang juga membawa air dingin ke arah selatan dari Kutub Utara. Namun, arus ini tidak sama dengan arus tidal yang terjadi dekat pantai; AMOC adalah proses yang jauh lebih lambat, dipengaruhi oleh variasi salinitas dan suhu laut, yang dikenal sebagai sirkulasi termohalin.
Proses Lambat yang Mengkhawatirkan
AMOC bergerak pada kecepatan yang bisa digambarkan sebagai “santai,” membutuhkan sekitar 1.000 tahun untuk satu volume air menyelesaikan perjalanan. Meski demikian, data menunjukkan arus ini semakin melemah dan kehilangan daya hantar panas ke Eropa. Rahmstorf menyatakan, “Sistem ini sedang goyang, tidak dalam kondisi stabil.” Ini sama seperti yang terlihat pada patron yang merosot dari bangku, di mana situasi bisa berujung fatal jika tidak ada tindakan.
Tanda-Tanda Keruntuhan
Para ilmuwan telah lama menyesalkan risiko keruntuhan AMOC. Penelitian yang dilakukan sejak lebih dari 50 tahun lalu menunjukkan bahwa sistem ini memiliki titik lemah dan dapat terpicu oleh umpan balik yang memperburuk kondisi. “Dulu, kami menganggapnya sebagai risiko dengan probabilitas rendah tetapi dampak tinggi. Sekarang, banyak dari kami tidak lagi berpikir demikian,” ungkap Rahmstorf di Live Science pada 2024.
Perubahan suhu di Atlantik Utara sejak awal abad ke-20 menunjukkan pola “goyang” yang berpotensi menjadi indikasi keruntuhan sistem. “Ketika mendekati titik tip,” lanjut Rahmstorf, “sistem mulai bergetar, yang mengakibatkan variabilitas yang lebih besar.”
Potensi Dampak Keruntuhan AMOC
Jika AMOC benar-benar runtuh, dampaknya akan mengubah iklim Eropa secara dramatis. “Kita bisa melihat suhu ekstrem, banjir, dan kekeringan yang lebih sering,” jelas Rahmstorf. Selain itu, adaptasi perubahan iklim akan menjadi semakin sulit, dan suhu yang lebih tinggi dapat memicu lebih banyak bencana alam seperti badai yang lebih kuat.
Dampak juga akan meluas ke ekosistem lautan, termasuk peningkatan permukaan laut dan penurunan populasi ikan akibat penolakan oksigen dalam lautan. Jika AMOC berhenti, lautan akan berkurang kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida, yang dapat memperburuk pemanasan global.
Tindakan yang Dapat Diambil
Kendati tantangannya berat, Rahmstorf optimis akan kemungkinan memperlambat perubahan dengan tindakan kolektif. “Kita harus mematuhi kesepakatan Paris untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 °C,” tegasnya. Jika semua negara berkomitmen untuk melakukan penekanan emisi gas rumah kaca, ada harapan untuk menghindari titik kritis ini.
Dengan upaya bersama, schnabel untuk mencapai target tersebut bukan hanya akan menguntungkan AMOC, tetapi juga iklim global secara keseluruhan. Mengingat beragam potensi bencana yang ada, saatnya bagi semua pihak untuk saling bekerja sama demi masa depan yang lebih baik.