
Headline24jam.com – Sejarah penemuan helium, elemen kedua terpopuler di alam semesta, bermula dari peristiwa langka: gerhana matahari total pada 18 Agustus 1868. Dalam momen tersebut, astronom Pierre Janssen melakukan pengamatan dari Guntur, India, dan menemukan spektrum cahaya yang mengindikasikan keberadaan elemen yang belum dikenal, yang kemudian dinamai helium.
Gerhana dan Penemuan
Gerhana ini, yang dikenal sebagai "Gerhana Raja Siam" karena akurasi penghitungan yang dilakukan oleh Raja Mongkut, memberikan peluang unik untuk mempelajari korona matahari. Janssen menggunakan spektroskop untuk mengidentifikasi garis-garis gelap pada spektrum matahari, yang menunjukkan elemen-elemen tertentu.
Penemuan Helium
Janssen menemukan garis spektrum yang tidak cocok dengan elemen yang sudah diketahui. Pada waktu yang bersamaan, astronom Norman Lockyer juga mengamati hal yang sama dan mengidentifikasikan elemen baru ini sebagai helium. Kata "helium" berasal dari bahasa Yunani "Helios," yang berarti matahari, mencerminkan asal-usul elemen tersebut.
Keterhubungan dengan Bumi
Penemuan helium di langit tidak langsung akan berhubungan dengan Bumi. Namun, pada tahun 1881, fisikawan Italia, Luigi Palmieri, dari material hasil letusan Gunung Vesuvius, mengidentifikasi garis helium. Ini menunjukkan bahwa unsur dari luar angkasa ini ternyata juga hadir di dalam bahan vulkanik Bumi.
Riset Lanjutan
William Ramsay kemudian berhasil mengekstraksi gas helium dari mineral di Bumi, menegaskan bahwa elemen ini tidak hanya hadir di langit tetapi juga di planet kita. Helium kini dikenal luas dalam berbagai aplikasi, dari balon pesta hingga teknologi tinggi, menunjukkan pentingnya penemuan tersebut.
Dengan latar belakang yang dramatis dan keberuntungan ilmiah, helium kini berguna dalam berbagai bidang, menjadi simbol dari keajaiban penemuan ilmiah yang mengubah pemahaman kita tentang alam semesta.