Headline24jam.com – Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Tokyo menemukan bahwa munculnya uban bisa menjadi indikasi sistem pertahanan tubuh terhadap kanker. Dalam studi terbaru ini, para peneliti menganalisis respons sel punca folikel rambut terhadap kerusakan DNA menggunakan model tikus.
Hubungan antara Uban dan Kanker Melanoma
Dalam penelitian ini, ditemukan adanya hubungan mengejutkan antara uban dan melanoma, sejenis kanker kulit. Selama hidupnya, sel-sel tubuh kita terus-menerus menghadapi stres dari berbagai sumber internal dan lingkungan, yang dikenal dengan istilah “exposome”. Stres ini dapat merusak DNA, berkontribusi pada proses penuaan dan kanker.
Sel Punca Melanocyte dan Proses Pembentukan Uban
Sel punca melanocyte (McSCs) terdapat di folikel rambut dan memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi melanocyte dewasa, sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada rambut dan kulit kita. Tim peneliti mengeksplorasi bagaimana McSCs merespons berbagai jenis kerusakan DNA. Mereka menemukan bahwa ketika mengalami kerusakan ganda pada untai DNA, McSCs secara permanen berdiferensiasi dan hilang, memicu terjadinya uban melalui proses yang disebut senescence-coupled differentiation (seno-differentiation).
Alternatif: Pertumbuhan Sel yang Berlanjut
Menariknya, ketika McSCs terpapar beberapa karsinogen, mereka menghindari jalur diferensiasi meskipun mengalami kerusakan DNA, dan tetap mampu melakukan pembelahan dan memperbarui diri. “Temuan ini menunjukkan bahwa populasi sel punca yang sama dapat mengikuti takdir yang berlawanan – kehabisan atau perluasan – tergantung pada jenis stres dan sinyal mikro lingkungan,” jelas Profesor Emi Nishimura, salah satu penulis utama penelitian tersebut.
Implikasi bagi kesehatan dan penuaan
Para peneliti menekankan bahwa hasil studi ini tidak menunjukkan bahwa munculnya uban mencegah kanker. Sebaliknya, proses seno-differentiation yang diinduksi oleh stres bisa melindungi tubuh dari sel-sel berbahaya sambil mengarahkan rambut ke arah putih keperakan. Meskipun penelitian ini dilakukan pada tikus, temuan ini memberikan wawasan baru mengenai bagaimana proses pemodifikasi rambut berhubungan dengan perkembangan kanker.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Cell Biology, dan memberikan kontribusi besar bagi pemahaman ilmiah mengenai mekanisme biologis yang berkaitan dengan penuaan dan kanker.