
Headline24jam.com – Penelitian tentang cara reproduksi unik katak gastric-brooding mengambil perhatian di University of Newcastle, Australia. Katak ini, yang dikenal karena kemampuannya menginkubasi telurnya di dalam perut, hanya memiliki dua spesies yang diketahui: katak gastric-brooding selatan (Rheobatrachus silus) dan utara (R. vitellinus). Kedua spesies ini dinyatakan punah pada tahun 1980-an akibat infeksi jamur chytrid.
Proses Reproduksi Katak Gastric-Brooding
Katak gastric-brooding dikenal dengan cara reproduksinya yang tidak biasa. Mereka menelan telur yang dibuahi secara eksternal dan menginkubasinya di dalam perut, yang berfungsi sebagai rahim sementara. Proses ini melibatkan netralisasi asam lambung dan berakhir dengan kelahiran anak katak yang sepenuhnya terbentuk melalui mulut sang induk, yang diistilahkan dengan ‘memuntahkan’ anaknya ke dunia.
Michael Mahony, pemimpin Proyek Lazarus dan profesor emeritus biologi di University of Newcastle, menjelaskan, “Katak ini adalah satu-satunya makhluk hidup yang memiliki kemampuan ini. Keunikan tersebut dapat membantu dunia medis memahami pengelolaan sekresi lambung dalam usus.”
Nasib Katak Gastric-Brooding
Kedua spesies katak ini diperkirakan punah dalam waktu singkat setelah ditemukan. Katak selatan diidentifikasi pada tahun 1973 dan dinyatakan punah pada tahun 1980-an. Katak utara ditemukan pada tahun 1984, namun hilang dari alam liar pada tahun 1986. Penyebab utama punahnya kedua spesies ini adalah infeksi jamur chytrid, yang berdampak pada banyak spesies amfibi lainnya.
Ilmuwan mulai mempertimbangkan upaya untuk menghidupkan kembali spesies tersebut melalui proses disebut de-extinction. Mahony berkomentar, “Jika jelas bahwa kita telah memusnahkan suatu spesies, kita memiliki kewajiban moral untuk membawanya kembali.”
Proyek Lazarus
Proyek Lazarus bertujuan untuk menggunakan DNA dari bangkai katak yang terawetkan untuk menghidupkan kembali spesies ini. Dengan memindahkan DNA ke dalam telur pengganti, proyek ini dihadapkan pada tantangan besar. Mahony menjelaskan, “Masalah utama adalah sel yang kita miliki berasal dari bangkai yang dibekukan lebih dari 40 tahun lalu. Selain itu, kita hanya memiliki satu bangkai, yang merupakan juvenil, sehingga tidak ada gamet.”
Walaupun ada beberapa keberhasilan dalam eksperimen, termasuk menciptakan embrio tahap awal, sejumlah tantangan terus berlanjut. Mahony menyatakan, “Kami melakukan banyak eksperimen transfer inti sel somatik dan berhasil menghasilkan embrio dengan DNA Rheobatrachus.”
Potensi Menghidupkan Kembali Katak Gastric-Brooding
Meskipun banyak tantangan, harapan untuk menghidupkan kembali katak gastric-brooding masih ada. Mahony menyebutkan upaya untuk mengatasi masalah teknis dan genetik yang teridentifikasi dalam proyek ini. “Kami terus mengoptimalkan sistem dan jika berhasil, kami akan mencoba lagi proses transfer inti sel somatik dengan kendali waktu yang lebih baik.”
De-Extinction: Kemungkinan di Masa Depan
Proses menghidupkan kembali spesies yang hilang merupakan area ilmu yang terus berkembang. Beberapa perusahaan berusaha membuat “alat de-extinction” untuk membantu mengembalikan spesies-sepesies yang punah akibat aktivitas manusia.
Apakah benar bisa menghidupkan kembali spesies ini? Meskipun masih banyak pertanyaan, satu hal yang pasti: keinginan untuk melihat katak yang dapat memuntahkan bayi-bayinya tetap hidup.