
Headline24jam.com – Penelitian terbaru tentang asteroid Bennu mengungkapkan asal usulnya yang kompleks serta adanya dunia induk yang memiliki air, memperkuat pemahaman tentang karakter unik dari batu angkasa yang berpotensi berbahaya ini. Temuan ini mencakup beragam material, termasuk yang lebih tua daripada Sistem Tata Surya, serta bukti baru terkait modifikasi air.
Temuan Penting dari Misi OSIRIS-REx
Misi OSIRIS-REx berhasil mengumpulkan lebih dari 120 gram material dari permukaan Bennu dan mengirimkannya ke Bumi pada tahun 2023. Sebuah rekor dalam pengumpulan material asteroid oleh misi luar angkasa. Ilmuwan di seluruh dunia kini tengah menganalisis sampel tersebut untuk memahami asalnya.
Studi Struktur Awal Sistem Tata Surya
Asteroid Bennu memberikan wawasan tentang bagaimana pembentukan planet terjadi. Peneliti menemukan material yang hanya dapat terbentuk dekat Matahari, bersama dengan material dari sumber yang lebih jauh. Beberapa material berasal dari luar Sistem Tata Surya dan bahkan ada yang lebih tua dari Matahari, termasuk debu bintang.
“Temuan kita menunjukkan adanya konsentrasi tinggi bahan organik dan mineral dari bagian dalam tata surya di sampel Bennu dibandingkan dengan asteroid Ryugu dan CI kondrit,” ungkap Dr. Ann Nguyen dari NASA Johnson Space Center, yang turut menulis studi terkait.
Perbandingan dengan Asteroid Ryugu
Sampel dari asteroid Ryugu, yang dikumpulkan oleh misi Hayabusa-2, menunjukkan perbedaan signifikan dengan Bennu. Walaupun keduanya mengandung bahan organik, Bennu menunjukkan keanekaragaman yang lebih besar.
Asal Usul Induk Bennu
Analisis lebih lanjut memperlihatkan bahwa benda induk Bennu mungkin terbentuk dari material yang beragam dari seluruh Sistem Tata Surya dan kemungkinan berada lebih jauh dari Matahari.
“Kami melihat [sebuah] gambaran unik dari bagian luar tata surya saat lahirnya Matahari,” kata Profesor Sara Russell, seorang ilmuwan planet di Natural History Museum.
Modifikasi Air di Bennu
Sebuah studi lanjutan meneliti keberadaan perubahan air dalam sampel. Proses ini melibatkan materi yang memiliki es dan suhu internal yang sedikit di atas nol derajat.
“Hasil pengamatan dari sampel Bennu menunjukkan bahwa fluida tidak statis, tetapi terus bergerak dan bereaksi dengan mineral yang ada,” jelas Dr. Ashley King dari Natural History Museum.
Publikasi dan Penelitian Lanjutan
Dua makalah yang membahas komposisi material Bennu telah diterbitkan di jurnal Nature Astronomy dan Nature Geoscience. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk mengonfirmasi hasil-hasil ini dan memperdalam pemahaman tentang proses yang terjadi di asteroid.
Dengan penemuan ini, ilmuwan diharapkan dapat menggali lebih jauh tentang kondisi awal pembentukan planet di luar angkasa.