Headline24jam.com – Jika Anda berencana mengunjungi Salar de Uyuni di Bolivia, penting untuk membawa kamera. Terletak di ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut dan seluas 10.000 kilometer persegi, Salar de Uyuni adalah dataran garam terbesar di dunia. Pada musim hujan, permukaan dataran ini menjadi cermin raksasa, memberikan pemandangan luar biasa. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sifat cermin dari area ini bervariasi tergantung pada kondisi permukaan.
Penemuan Menarik tentang Salar de Uyuni
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Communications Earth and Environment mengeksplorasi sifat reflektif dari Salar de Uyuni menggunakan data dari hampir 400.000 pengukuran radar yang diambil oleh satelit Sentinel-3. Riset ini mengungkap bahwa untuk sebuah permukaan berfungsi sebagai cermin, kehalusan permukaan harus berada dalam rentang gelombang elektromagnetik cahaya tampak, yaitu antara 380 hingga 750 nanometer.
Variasi Kehalusan Permukaan
Saat satelit melintas di atas Salar, data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa kehalusan dan reflektivitas permukaan tidak seragam. “Permukaan mulai menjadi halus pada awal musim hujan di bulan Desember,” kata peneliti, dengan puncak reflektivitas terjadi pada bulan Februari. Namun, kondisi cermin hanya muncul secara sporadis dari bulan April hingga November.
Observasi Selama Musim Kering
Pada bulan Februari 2024, para peneliti mencatat kondisi ideal saat matahari tampak sebagai “titik cakram” di permukaan basah. Di sisi lain, antara tahun 2016 dan 2024, muncul kondisi mirip cermin hanya sekali selama musim kering, setelah hujan lebat di bulan Agustus 2018 menciptakan genangan air setinggi 1,4 sentimeter.
Kesimpulan Penelitian
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa Salar de Uyuni tidak berfungsi sebagai cermin yang luas dan seragam,” ungkap peneliti. Oleh karena itu, kemungkinannya juga rendah bagi area ini untuk berfungsi sebagai cermin pada panjang gelombang optik. Temuan ini semakin menambah pemahaman kita tentang fenomena unik dari dataran garam yang tertutup air ini.
About the Author
