
Headline24jam.com – Misinformasi dan disinformasi kini menjadi faktor krusial dalam perpecahan hubungan romantis, menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Associate Professor Emily Van Duyn dari Universitas Illinois Urbana-Champaign. Penelitian ini melibatkan wawancara mendalam dengan 28 individu di AS yang bercerai akibat perbedaan pandangan politik, menemukan bahwa persepsi berbeda akan kebenaran berkontribusi pada keretakan hubungan yang telah terjalin.
Misinformasi dalam Hubungan
Van Duyn mencatat bahwa hubungan tidak berakhir hanya karena perbedaan pandangan politik. “Misinformasi telah menciptakan pemisahan dalam apa yang mereka yakini dan bagaimana mereka melihat dunia,” ujarnya. Pemisahan ini seringkali mengganggu identitas bersama dan realitas yang dibagikan pasangan, yang penting untuk kebahagiaan dan keberhasilan hubungan.
Contoh Kasus Nyata
Salah satu contoh yang diungkap dalam studi ini adalah pengalaman seorang pria berusia 48 tahun, yang disamarkan namanya menjadi “James.” Dengan istrinya yang telah menikah selama 23 tahun, mereka awalnya memiliki pandangan politik yang serupa. Namun, ketika istrinya terpapar video teori konspirasi mengenai Hillary Clinton serta gerakan QAnon, pandangan mereka mulai terpecah. “Realitas istri James menjadi identitasnya, dan pertanyaan James terhadap realitas itu menjadi pertanyaan terhadap dirinya sebagai pribadi,” jelas Van Duyn.
Tantangan dalam Komunikasi
James menyadari bahwa ada banyak hal yang tidak bisa mereka bicarakan lagi. “Saya mulai menghindari konflik ini karena saya tahu tidak akan ada penyelesaian,” katanya. Pada awal tahun 2023, mereka memutuskan untuk bercerai setelah bertahun-tahun menghadapi perbedaan yang semakin dalam.
Pengaruh Lingkungan Daring
Studi ini juga menyoroti bagaimana lingkungan daring berperan dalam penyebaran misinformasi. Van Duyn menjelaskan bahwa algoritma di platform media sosial dapat mengarahkan pengguna ke “lubang kelinci” yang memperkuat keyakinan mereka terhadap informasi yang salah. “Algoritma platform cenderung merekomendasikan konten yang serupa, sehingga pengguna terus terlibat dengan informasi tersebut,” ujarnya.
Kesimpulan
Walaupun penelitian ini hanya melibatkan sejumlah peserta, hasilnya menunjukkan bahwa misinformasi dapat menciptakan masalah dalam hubungan. Meskipun tidak dapat dikatakan bahwa AS mengalami epidemi perceraian akibat hal ini, pemahaman tentang bagaimana informasi yang salah dapat menyimpangkan hubungan romantis menjadi penting.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal New Media & Society dan memberikan pandangan berharga tentang dampak dari mis/disinformasi dalam kehidupan pribadi.