
Headline24jam.com – Dalam langkah signifikan menuju transisi energi yang lebih bersih, sumber energi terbarukan melampaui batu bara untuk menjadi sumber listrik terbesar di dunia dalam enam bulan pertama tahun 2025. Menurut laporan terbaru dari Ember, pertumbuhan tenaga surya dan angin lebih cepat dibandingkan permintaan listrik global, dengan tenaga surya menyumbang 83 persen dari peningkatan tersebut.
Pertumbuhan Energi Terbarukan
MaĆgorzata Wiatros-Motyka, analis senior di Ember, menyatakan, âKita sedang melihat tanda-tanda awal dari titik balik yang krusial. Tenaga surya dan angin kini berkembang cukup cepat untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat di seluruh dunia.â Ini menandakan langkah awal transisi di mana energi bersih mulai sejajar dengan pertumbuhan permintaan.
Angka Pertumbuhan Solar yang Mencolok
Pada paruh pertama tahun 2025, tenaga surya mengalami kenaikan rekord 31 persen, dengan kontribusi terbesar dari Tiongkok sebesar 55 persen, diikuti oleh AS (14 persen), Uni Eropa (12 persen), India (5,6 persen), dan Brasil (3,2 persen). Sisanya, negara lain hanya menyumbang sekitar 9 persen.
Beberapa negara juga mencatat rekor baru dalam penggunaan energi surya. Di antara 20 produsen solar teratas, tujuh negaraâtermasuk Hungaria, Yunani, Belanda, Pakistan, Spanyol, Australia, dan Jermanâmenghasilkan setidaknya 20 persen dari total kebutuhan listrik mereka dari tenaga surya selama enam bulan pertama tahun ini.
Faktor Pendorong dan Tantangan
Mendirikan lebih banyak ladang solar di seluruh dunia menjadi salah satu faktor utama di balik lonjakan ini. Namun, diperkirakan sekitar 4 persen dari peningkatan output energi solar disebabkan oleh kondisi cuaca yang lebih cerah di awal tahun ini. Meskipun pertumbuhan tenaga wind meningkat, namun hanya mencapai 7,7 persen.
Sementara itu, penggunaan gas secara global sedikit menurun sebesar 0,2 persen, dan batu bara mengalami penurunan sebesar 0,6 persen, sedangkan penggunaan bahan bakar fosil lainnya naik tipis sebesar 2,5 persen. Secara total, generasi listrik dari bahan bakar fosil mengalami penurunan sekitar 0,3 persen.
Gambaran Umum Global
Data yang diterima berasal dari 88 negara yang mencakup 93 persen permintaan listrik global. Laporan tersebut juga mendalami perilaku emisi karbon dari empat negara penyumbang terbesar: AS, Tiongkok, India, dan Uni Eropa. Dalam enam bulan pertama 2025, Tiongkok dan India mengurangi penggunaan bahan bakar fosil untuk listrik, sementara di AS dan Uni Eropa, produksi energi fosil meningkat karena pertumbuhan permintaan listrik melebihi peningkatan dalam produksi energi bersih.
Masa Depan Energi Terbarukan
Dengan permintaan energi global yang terus meningkatâterutama karena pesatnya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatanâbeberapa perkiraan menunjukkan bahwa pusat data yang didorong AI bisa menyumbang hingga 21 persen dari permintaan energi global pada tahun 2030. Meskipun demikian, peran bahan bakar fosil kemungkinan masih akan tetap ada dalam jangka pendek.
Sonia Dunlop, CEO Global Solar Council, menuturkan, âAnalisis ini memastikan apa yang kita saksikan di lapangan: solar dan wind kini bukan lagi teknologi marginalâmereka sedang mendorong sistem tenaga global. Fakta bahwa sumber energi terbarukan telah melampaui batu bara untuk pertama kalinya menandai pergeseran historis. Namun, untuk memastikan kemajuan ini berlanjut, pemerintah dan industri harus mempercepat investasi di bidang solar, angin, dan penyimpanan baterai agar listrik yang bersih, terjangkau, dan andal bisa diakses oleh semua komunitas.â